.webp)
Ujian Akhir Semester (UAS) berbasis online tentu mensyaratkan perangkat komputer yang bagus, jaringan internet yang stabil, dan para siswa yang paham pengoperasian internet. Hal itu pula yang terus digenjot oleh salah satu sekolah di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tim Tapal Batas detikcom bersama BAKTI Kominfo berkesempatan mengunjungi SMAN 1 Waingapu di Sumba Timur, NTT, pada Senin (20/11/2023). Sekolah yang berlokasi di Jl Majapahit No 1, Waingapu, itu disebut menjadi satu-satunya sekolah yang menerapkan UAS berbasis online.
Kepala Sekolah SMAN 1 Waingapu, Rambu Baja Oru mengatakan kegiatan itu sudah berlangsung sejak tahun 2018. Sekolah menerapkan UAS berbasis online untuk adaptasi terhadap perkembangan zaman dan juga untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kegiatan itu jadi awal pertama kali para siswa dihadapkan dengan situasi ujian yang berbeda. Meski banyak tantangannya, SMAN 1 Waingapu mampu melaksanakan kegiatan tahunan itu dengan sarana dan prasarana sekolah yang cukup memadai.
"Ujian akhir semester berbasis online mulai diterapkan dari 2018 sampai saat ini. Awalnya anak-anak kesulitan karena dulu sedikit yang memiliki HP, jadi sebagian memanfaatkan Lab Komputer Sekolah. Lab itu juga memiliki kapasitas yang tidak banyak," ujarnya beberapa waktu lalu.
 Foto: Agung Pambudhy/detikcom |
Lebih lanjut, kata dia, selain infrastruktur penunjang ujian berbasis online yang menjadi kendala, jaringan internet pun membuat para tenaga pendidik di sekolah kerap direpotkan. Pasalnya, jaringan yang tidak stabil membuat para siswa yang mengisi soal secara online kerap mengalami error.
"Kemudian seiring berjalannya waktu, jaringan internet yang dulu lumayan tidak stabil, sekarang sudah lancar. Internet ini juga membantu kegiatan belajar mengajar (KBM) para guru setiap harinya," ungkap Rambu.
"Selain itu, para siswa juga sejak Pandemi COVID-19 mayoritas masing-masing sudah memiliki HP, kebutuhan siswa untuk menggunakan komputer semakin berkurang. Kini para siswa juga lebih mudah untuk melakukan KBM secara online," imbuhnya.
Rambu mengatakan karena sekarang teknologi makin canggih para siswa bisa menjawab soal hanya lewat smartphone. Namun, bagi mereka yang bermasalah terhadap HP-nya sekolah tetap menyediakan ruang komputer untuk mengikuti ujian.
 Foto: Agung Pambudhy/detikcom |
Oleh karena itu, Rambu mengapresiasi BAKTI Kominfo yang telah menghadirkan layanan akses internet gratis di sekolah pada 2018. Hal itu telah membuat berbagai perubahan di sekolah sehingga peran infrastruktur telekomunikasi di SMAN 1 Waingapu mampu mendukung Kurikulum Merdeka Belajar saat ini.
"Jaringan internet BAKTI Kominfo itu sangat memudahkan (para siswa) untuk mencari sumber belajar. Proses ujian juga menjadi lebih mudah, di mana kita tidak menggunakan kertas lagi, lebih hemat. Bapak Ibu guru memeriksa dan analisnya lebih mudah, hasilnya lebih cepat diketahui anak-anak," ungkapnya.
"Jadi saat ini memang di kabupaten Sumba Timur, kami sangat senang dan bangga sekali, karena SMAN 1 Waingapu ini merupakan satu-satunya yang melaksanakan Ujian Akhir Semester Sekolah itu berbasis online," pungkasnya.
Sebagai informasi, Akses Internet di SMAN 1 Waingapu ini merupakan salah satu program BAKTI Kominfo yakni BAKTI AKSI (Akses Internet). BAKTI AKSI menyediakan akses internet melalui VSAT, radio link, dan fiber optic yang telah terealisasi di 14.445 titik seluruh Indonesia
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(akd/ega)
