Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kotanya, Waingapu, adalah Kota Interkoneksi Palapa Ring yang menjadi tulang punggung (backbone) internet di Sumba Timur.
Hal ini didukung dengan keberadaan Network Operation Center (NOC) Palapa Ring Timur di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. NOC ini menjadi tempat terpusat yang difungsikan untuk menjaga dan mengontrol jaringan internet Palapa Ring di Waingapu.
Menurut Tim Monitoring Evaluasi Palapa Ring BAKTI Kominfo, Ian Nur Maulana, NOC ini juga jadi pintu gerbang konektivitas internet untuk daerah-daerah blank spot atau tempat yang sebelumnya tidak memiliki sinyal akibat tidak adanya menara telekomunikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehadiran NOC Palapa Ring tersebut akan membantu pemerataan internet. Karena daerah-daerah (3T) tersebut oleh industri swasta dan ISP lainnya (dianggap) tidak potensial secara komersil," ujarnya kepada Tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu lalu.
Kendati begitu, sebagai Kota Interkoneksi, Waingapu kini berpotensi dilirik oleh perusahaan penyedia layanan internet atau Internet Service Provider (ISP). Alasannya infrastruktur awal telekomunikasi tersebut sudah terbangun sehingga bisa dimanfaatkan oleh operator.
"Kota interkoneksi itu adalah kota di mana Palapa Ring akan terhubung dengan operator-operator di daerah tersebut. Jadi kalau ada pelanggan ISP berlangganan (Palapa Ring), itu harus melalui kota interkoneksi (Waingapu) sebagai titik internet," jelasnya.
![]() |
Diketahui, Waingapu masuk ke dalam proyek 9 dari 17 titik proyek Palapa Ring. Proyek 9 tersebut meliputi Waingapu, Sabu, Ba'a dan Kupang. Waingapu dan Kupang merupakan Kota Interkoneksi, sementara Sabu dan Ba'a merupakan Kota Layanan atau titik akses fiber optik.
"Jadi operator atau penyedia layanan internet (ISP) di Sabu dan Ba'a karena merupakan kota layanan, jika ingin berlangganan internet Palapa Ring harus lewat Waingapu atau Kupang sebagai titik interkoneksi," jelasnya.
Sederhananya, kata dia, NOC Palapa Ring ini ibarat jalan tol. Pengguna atau kendaraan dari jalan tol yang secara langsung ini adalah operator telekomunikasi. Nantinya, operator-operator ini akan menyewa atau memanfaatkan jalan tol itu dan menjual layanannya kepada masyarakat berdasarkan kapasitas yang tersedia.
"Saat ini kapasitas Palapa Ring yang kita bangun tersedia 100 Gbps untuk fiber optik dan 1 Gbps untuk microwave. 100 Gbps itu total yang tersedia di perangkat tersebut, jadi pelanggan ISP bisa menyewa dari kapasitas (jalan tol) yang tersedia itu," pungkasnya.
Sebagai informasi, Palapa Ring Timur mulai beroperasi sejak bulan Agustus 2019. Terbagi dalam 10 proyek yang menggunakan Fiber Optik dan 5 proyek yang menggunakan Microwave yang menghubungkan Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.
Palapa Ring Timur memiliki total panjang kabel Fiber Optik sepanjang 6.938 Km, di mana 2,381 Km merupakan panjang kabel Terrestrial dan 4.557 Km merupakan panjang kabel bawah laut (submarine). Kabel bawah laut itu saling terhubung dengan kabel darat di landing station atau Beach Manhole (BMH) di masing-masing titik.
Dari BMH itu jaringan bakal masuk ke NOC Palapa Ring setelah itu bakal disalurkan ke Base Transceiver Station (BTS) yang menggunakan transmisi microwave. Kemudian jaringan tersebut bakal disebar ke sejumlah BTS lainnya yang berada dalam jangkauan area.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(ncm/ega)