Layanan 4G dan 5G di RI Belum Optimal Gegara 2G dan 3G
Hide Ads

Layanan 4G dan 5G di RI Belum Optimal Gegara 2G dan 3G

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 04 Jun 2021 19:40 WIB
Ilustrasi smartphone
Layanan 4G dan 5G di RI Belum Optimal Gegara 2G dan 3G. Foto: Freepix
Jakarta -

Meski era 5G telah masuk di Indonesia, kecepatan internet yang dijanjikan jaringan seluler generasi kelima itu belum optimal. Penghapusan spektrum 2G dan 3G disebut sebagai solusinya.

Saran tersebut disampaikan Opensignal selaku perusahaan yang menganalisis pengalaman seluler pelanggan. Dengan masih adanya spektrum jaringan 2G dan 3G, maka layanan 4G dan 5G tidak akan maksimal.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan yang signfikan dalam pengalaman jaringan seluler. Namun, cara spektrum digunakan layanan seluler membatasi Indonesia mewujudkan potensi penuh," ujar Opensignal dalam siaran persnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi yang tersedia, operator di Indonesia, kata Opensignal, mulai memperbaharui bagian dari pita 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz untuk 4G.

Meskipun begitu, operator masih bergantung pada pita 900 MHz dan 1800 MHz untuk menyediakan 2G dan 2100 MHz untuk layanan 3G sebagai pendukung layanan sebagian pelanggan.

ADVERTISEMENT

"Apabila pita frekuensi tersebut dapat digunakan untuk layanan 4G, pengalaman seluler di Indonesia akan meningkat, karena jaringan 4G dan 5G lebih efisien dalam menggunakan kapasitas spektrum dibandingkan dengan teknologi lama 2G dan 3G," tuturnya.

"Standar dari teknologi terbaru dapat mendukung kecepatan yang lebih cepat, penggunaan data yang lebih banyak, bertambahnya pengguna pada pita frekunsi yang sama dibandingkan 2G dan 3G," sambungnya.

Beberapa waktu lalu, lelang frekuensi 2,3 GHz yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah dimenangkan Telkomsel dan Smartfren, yang masing-masing mendapatkan tambahan spektrum 20 MHz dan 10 MHz. Lelang ini untuk mendukung ketersediaan 4G dan implementasi 5G.

Data milik Opensignal menunjukkan adanya kesenjangan pengalaman pengguna jaringan seluler antara pemakai 3G dan 4G. Apabila dilakukan migrasi pelanggan 3G ke 4G, hal itu disebutkan bisa menguntungkan Indonesia ke depannya.

"Berdasarkan analisis kami, alasan utama pengguna tidak merasakan manfaat 4G karena mereka tidak berlangganan, bukan karena jangkauan 4G. Seiring dengan kemajuan Indonesia menuju 5G, operator di Indonesia akan mendapatkan manfaat jika pengguna melakukan migrasi dari 3G ke 4G dan memperbarui pita spektrum 2G/3G ke layanan 4G" papar Opensignal.

Dengan begitu membantu mempercepat penyebaran 4G dan 5G yang dapat menjembatani kesenjangan digital di Indonesia, serta meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, dan mendorong perkembangan sosial-ekonomi yang positif.




(agt/fay)