Era 5G di Indonesia akan segera hadir pada 27 Mei mendatang. Namun sayangnya, tidak semua wilayah dapat menikmati layanan 5G tersebut secara komersial.
Penggelaran layanan 5G oleh Telkomsel ini dilakukan secara bertahap dan terbatas. Untuk tahap awal, enam titik residensial di Jabodetabek, yaitu Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai (BSD), Widya Chandra, dan Alam Sutera.
Selain itu, ada sembilan lokasi di delapan kota yang juga akan menikmati layanan 5G, di antaranya Medan, Batam, Bandung (dua lokasi di Telkom University dan ITB), Balikpapan, Solo, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk sembilan lokasi, selain Bandung, belum diketahui secara pasti, apakah layanan 5G Telkomsel itu juga menyasar wilayah residensial atau area industri.
"Penyebaran 5G dan 4G itu sangat berbeda dalam banyak sekali aspek, sehingga perencanaan penyebaran 5G akan tergantung akan tergantung banyak aspek, tidak sama dengan 1G, 2G, 3G, bahkan 4G," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di Jakarta.
"5G ini adalah revolusi industri telekomunikasi, sehingga kita harus melakukannya dengan hati-hati di banyak aspek," sambungnya.
Johnny lantas memaparkan aspek-aspek yang membuat penyebaran layanan 5G digelar terbatas. Pertama, berkaitan dengan capex dan opex perusahaan karena melibatkan permodalan dan biaya yang sangat besar.
Kedua, soal peta jalan atau roadmap dan ekosistem khususnya di pemerintah daerah, karena penggelaran infrastruktur seperti Base Transceiver Station (BTS) yang sangat banyak dan rapat. Ketiga, menyangkut payung hukum yang melibatkan transmisi data lebih cepat dari 4G, latensi rendah, transmisi dan pergerakan data yang mesti dijaga dengan baik.
Kelima, aspek berkaitan dengan keamanan dan pertahanan negara. Keenam, kesiapan dari ekosistem industri. Yang terakhir aspek pasar, yang menurut Menkominfo ini berhubungan dengan kesiapan masyarakat untuk memanfaatkan dan menggunakannya.
Di saat yang bersamaan, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan dari sisi perusahaan aspek utama dalam penggelaran layanan 5G adalah pasar.
"Bagi Telkomsel dari sisi bisnis, aspek utama pasar, use case harus ada dulu. Use case ini adalah apa yang kita bisa hadirkan ke masyarakat, tujuannya jelas agar masyarakat lebih produktif, lebih mudah," tuturnya.
"Itu terkait dengan aspek keekonomian, ekosistemnya maupun capital expenditure yang kita harus gelar cukup masif, sehingga tentu saja kita tidak bisa menggelar langsung ke semua tempat di Indonesia. Toh, kalau kita gelar mungkin kemanfaatan belum banyak, sehingga aspek keekonomiannya tidak dapat. Kita lakukan bertahap sambil edukasi pasar," pungkasnya.
(agt/fay)