Telkomsel telah ditasbihkan menjadi pionir dalam hal penggelaran layanan 5G secara komersial di Indonesia, usai mengantongi Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G. Lantas, bagaimana dengan operator seluler lainnya?
Secara terbuka, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengajak operator seluler lain untuk turut menggelar layanan 5G di Indonesia.
"Kami mendorong penyelenggara telekomunikasi lainnya untuk dapat turut serta dalam percepatan implementasi 5G di Indonesia, dan bersama-sama menyongsong Indonesia terkoneksi, semakin digital, semakin maju," ujar Johnny di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum mendapatkan restu dari Kominfo dengan diterbitkannya SKLO, Telkomsel sempat bersaing dengan Indosat Ooredoo. Hanya saja Indosat Ooredoo baru mengajukan permohonan Uji Layak Operasi (ULO) 5G ke Kominfo.
"Kami sudah submit ULO 5G ke Kominfo. Saya bisa pastikan, kami mengikuti aturan yang berlaku," ucap Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang, Rabu (19/5).
Sebagai informasi, tahapan ULO merupakan hal penting sebelum digelarnya teknologi baru berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, operator diharuskan melakukan ULO terlebih dahulu.
Bagaimana dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri), Smartfren, dan XL Axiata terkait penggelaran 5G ini?
Disampaikan Deputy Presiden Direktur dan Chief Sales Officer Tri Indonesia M Danny Buldansyah, mengungkapkan bahwa perusahaannya belum mengajukan permohonan ULO 5G ke Kominfo.
"Saat ini Tri belum akan terlibat ULO, kami masih menunggu kebijakan pemerintah terkait 5G," ungkap Danny, Selasa (25/5/2021).
Sementara Smartfren yang juga memenangkan lelang frekuensi 2,3 GHz dengan tambahan alokasi spektrum 10 MHz akan menjadi modal bagi perusahaan dalam mengembangkan, serta meningkatkan kualitas kapasitas dan kualitas layanan Smartfren.
"Terkait 5G, Smartfren sendiri secara teknologi memang sudah siap untuk menggelarnya kapan pun pada saat yang tepat. Saat ini, kami masih melakukan kajian yang lebih mendalam, baik secara implementasi maupun ekosistem, guna memastikan 5G nanti tepat guna bagi masyarakat," tutur Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys.
Sedangkan XL Axiata, mempunyai komitmen dalam penggelaran layanan 5G di Indonesia yang disiapkan secara serius, baik teknis maupun non-teknis.
Persiapan teknis sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari antara lain fiberisasi, uji coba Dynamic Spectrum Sharing (DSS), dan beberapa kali uji coba 5G yang dilakukan sejak 2017 lalu. Selain itu, XL Axiata masih membutuhkan tambahan spektrum yang memadai agar bisa memberikan kualitas 5G yang sesungguhnya kepada pelanggan.
"Sesuai komitmen kami untuk memberikan layanan data berkualitas, sejalan dengan itu kami merasa spektrum yang dimiliki belum memadai untuk memberikan kualitas 5G yg sesungguhnya ke pelanggan, sehingga untuk saat ini kami belum ke arah mengajukan ULO untuk komersialisasi," kata Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih.
(agt/fay)