Seperti yang dilakukan Ericsson, di mana mereka mulai mendemokan teknologi 5G agar bisa diterapkan dalam beberapa tahun ke dapan.
Demo 5G yang diklaim pertama kali dilakukan di Indonesia, teknologi Ericsson itu mampu mencapai kecepatan puncak downlink sebesar 5,3 Gbps dengan latensi serendah 3 ms. Dalam demo ini mencakupi 5G test bed, 5G New Radio (NR), dan penggunaan lainnya, seperti tangan robot yang dilengkapi sensor gerak, hingga video streaming dengan resolusi 4K.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, menyampaikan sebagai regulator, pihaknya telah membentuk kelompok kerja (pokja) 5G.
"Itu (pokja) masalah teknologi, kalau teknologi ngikut kepada vendor, itu banyak yang salah satunya Ericsson. Tapi balik lagi, itu bagaimana kesiapan operator, jangan lupa 5G implementasi secara penuh akan merubah gaya hidup kita, karena kita punya kecepatan (internet)," tutur dia.
Gaya hidup yang berubah yang dimaksud oleh Rudiantara, seperti dapat mengirim file dalam ukuran besar, streaming ukuran 4K, dan lainnya.
"Implementasi 5G juga tergantung dari pemegang sahamnya. Jadi tergantung bisnis modelnya, kalau siap tahun 2020, maka kita siapkan regulasinya dari 2018," ucap Rudiantara.
![]() |
Ditemui di kesempatan yang sama, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, memprediksikan bahwa layanan 5G bisa tersedia di Indonesia itu sekitar setengah windu kemudian, atau sekitar 4 tahun dari sekarang, yakni 2021.
"Kalau dari dari XL, kami melihat bahwa yang terpenting adalah tadi melihat apakah pasar sudah siap apa belum. Kedua, dari sisi investasi, ada teknologi baru itu artinya ada investasi baru. Kalau di Indonesia, kami lihat 5G itu ada empat tahun dari sekarang," ucap Dian. (rou/rou)