Adapun pendapatan konsolidasi yang dibukukan Indosat mencapai Rp 6,8 triliun — naik 11,8% dari periode yang sama di tahun lalu. Trafik data jadi motor revenue dengan pertumbuhan trafik 52,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh pendapatan selular yang meningkat sebesar 15,8%, utamanya disebabkan peningkatan pendapatan data, SMS, telepon dan VAS yang diimbangi dengan penurunan dari pendapatan interkoneksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, EBITDA juga tumbuh 13,7% menjadi Rp 2,9 triliun (TW1 2015: Rp 2,6 triliun), dengan margin EBITDA sebesar 43,5%. Beban mengalami peningkatan sebesar 6,7% menjadi Rp 5,9 triliun (TW1 2015: Rp 5,6 triliun). Pendapatan selular, data tetap (MIDI) dan telepon tetap masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82%, 14%, dan 4% terhadap pendapatan konsolidasian Perusahaan.
"Setelah melalui tahun 2015 dengan hasil yang sangat baik, kita sangat optimis dengan pencapaian tahun 2016 yang mulai terlihat dalam triwulan pertama ini. Walaupun industri di triwulan pertama ini secara musimam memang sedikit melemah, namun hal ini tidak melemahkan semangat kita untuk tetap menjadi yang terbaik. Kita akan jalankan strategi dengan segenap kekuatan untuk memenangkan pertempuran," kata Alexander Rusli, President Director and CEO Indosat dalam keterangan resminya, Rabu (11/5/2016).
Khusus Pendapatan Data Tetap (MIDI) meningkat sebesar 1,0% dibandingkan triwulan pertama 2015, utamanya disebabkan adanya peningkatan kapasitas fixed internet. Dan Pendapatan Telepon Tetap (Telekomunikasi Tetap) turun sebesar 21,4% dibandingkan triwulan pertama 2015 yang disebabkan turunnya trafik dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dólar Amerika Serikat.
Menguatnya nilai tukar rupiah ini juga memicu keuntungan Indosat di awal tahun 2016 dengan laba kurs sebesar Rp 330,1 miliar. Hasil ini berbanding terbalik dengan periode yang sama di 2015 yang mengalami rugi kurs Rp 717,6 miliar.
Sementara total hutang Indosat per tanggal 31 Maret 2016 naik sebesar 4,8% dibandingkan dengan tanggal 31 Maret 2015. Pembayaran yang dilakukan dalam tahun tersebut adalah pembayaran cicilan Pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar USD 45,0 juta, cicilan Pinjaman HSBC Coface dan Sinosure sebesar USD 20,1 juta, cicilan Pinjaman Komersial 9 tahun dari HSBC sebesar USD 4,1 juta, percepatan pelunasan GN 2020 sebesar USD650 juta, pelunasan Obligasi VI seri B sebesar Rp 320,0 miliar, pembayaran fasilitas RCF BSMI sebesar Rp 250 miliar, pembayaran fasilitas kredit investasi BCA sebesar Rp 100,0 miliar dan pembayaran pinjaman dari kepentingan non-pengendali APE sebesar Rp15,75 miliar.
Penambahan hutang sepanjang 31 Maret 2015 sampai 31 Maret 2016 adalah penarikan fasilitas RCF BCA sebesar Rp 1.600,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BNI sebesar Rp 600,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BTMU sebesar Rp 250,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BNPP sebesar Rp 50,0 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp 2,68 triliun, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp 416,0 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp 794,0 miliar, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp106,0 miliar, USD RCF Mizuho sebesar USD 30,0 juta, USD RCF DBS sebesar USD 50,0 juta serta USD RCF ANZ sebesar USD 100,0 juta.
(ash/fyk)











































