204 Juta Data Pemilih KPU Bocor, Menkominfo: Itu Data Biasa
Hide Ads

204 Juta Data Pemilih KPU Bocor, Menkominfo: Itu Data Biasa

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 30 Nov 2023 23:04 WIB
Dugaan data 204 juta DPT KPU bocor dan dijual peretas di darkweb.
Foto: Dok. CISSRec
Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan terkini terkait dugaan kasus kebocoran data pemilih dari situs KPU. Menurutnya, data yang dibocorkan tidak perlu dihebohkan karena data biasa.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah meminta pihak KPU untuk mengklarifikasi terkait dugaan data 204 juta Data Pemilih Tetap (DPT) bocor dan dijual di dark web.

"Sudah, sudah diperiksa. Itu kan cuma data DPT. KPU juga sekarang membantah nggak ada apa-apa. Itu cuma data DPT, data biasa," ujar Budi ditemui awak media di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan informasi KPU yang diterima Kominfo, kata Budi, kalau data yang dibocorkan oleh akun anonim bernama "Jimbo" itu bukan sesuatu yang menjadi persoalan besar.

"DPT itu. Semua data partai politik pun dapat data itu," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Saat ditanya lebih lanjut, data bocor itu mencakupi nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, ia pun kemudian menjawabnya.

"Data itu terus hebohnya di mana? Gini, DPT itu yang berhak mendapatkan DPT itu ada 18 partai peserta pemilu. Tiga kandidat dapat. Terus, datanya apa sih? apa sih rahasianya datanya itu," ucap Menkominfo Budi Arie Setiadi.

Budi berkilah kalau data yang diduga bocor itu merupakan data pribadi. Ia menyebutkan bahwa data tersebut berasal Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.

"Semua juga kita tahu semua orang alamat kita. iya kan misalnya kan? Kan bukan rahasia. Kalau rahasia tuh istri berapa, pacar berapa, rekening berapa," kata Budi.

Diberitakan sebelumnya, data pemilih KPU diduga mengalami kebocoran lagi. Sebanyak, 204 juta data pemilihan tetap (DPT) KPU berhasil dibobol dan dijual oleh peretas.

Pada tahun 2022 peretas Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU. Kini, akun anonim bernama "Jimbo" mengaku telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.

Berdasarkan penelusuran lembaga riset CISSReC, akun anonim "Jimbo" tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.

"Jimbo juga menyampaikan dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi, dimana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan," tutur Chairman CISSReC Pratama Persadha kepada detikINET, Selasa (28/11/2023).

Lebih lanjut, kata Pratama, didalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting seperti NIK, No. KK, nomor ktp (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri), nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.

"Tim CISSReC juga sudah mencoba melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS dimana pemilih terdaftar. Jimbo menawarkan data yang berhasil dia dapatkan seharga USD 74.000 atau hampir setara Rp 1,2 miliar ," ungkapnya.




(agt/fyk)