Presiden Prancis Ganti HP Setelah Diincar Spyware Asal Israel
Hide Ads

Presiden Prancis Ganti HP Setelah Diincar Spyware Asal Israel

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 23 Jul 2021 18:10 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Presiden Prancis Ganti HP Setelah Kasus Spyware Pegasus Foto: AP Photo/Thibault Camus)
Jakarta -

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengganti ponsel dan nomor teleponnya setelah namanya dilaporkan sebagai salah satu target spyware Pegasus.

"Ia memiliki beberapa nomor telepon. Ini bukan berarti ia telah dimata-matai. Ini hanya keamanan tambahan," kata petinggi kantor kepresidenan Prancis, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/7/2021).

Juri bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal juga mengatakan protokol keamanan Presiden Macron ikut dirombak setelah insiden ini. "Sudah jelas kami menangani ini dengan sangat serius," kata Attal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa hari yang lalu, media Prancis Le Monde melaporkan bahwa nomor telepon Macron dan 14 menteri Prancis lainnya diduga menjadi target mata-mata spyware Pegasus oleh pemerintah Maroko.

Otoritas Maroko membantah tuduhan tersebut dan mengatakan mereka tidak pernah menggunakan spyware Pegasus yang dikembangkan oleh perusahaan asal Israel NSO Group.

ADVERTISEMENT

Mereka juga berencana menggugat dua organisasi nirlaba Amnesty International dan Forbidden Stories yang pertama kali mengungkap daftar berisi puluhan ribu kontak yang diyakini sebagai target spyware Pegasus.

Le Monde dan Radio France mengaku mereka tidak bisa mengakses ponsel Macron dan tidak bisa memverifikasi apakah perangkatnya telah disusupi spyware atau tidak. Tapi nomor teleponnya ditemukan dalam daftar berisi 50.000 kontak yang diduga menjadi target spyware Pegasus, sejak tahun 2016.

NSO Group terus membantah laporan yang dirilis Amnesty International. Mereka mengatakan Pegasus hanya ditujukan untuk mengawasi penjahat dan teroris, dan hanya tersedia untuk militer, penegak hukum dan badan intelijen dari negara dengan jejak hak asasi manusia yang baik.

NSO Group mengatakan tidak mengetahui identitas orang-orang yang diawasi oleh kliennya. Jika mereka menerima keluhan bahwa Pegasus disalahgunakan oleh klien, NSO akan mengambil daftar targetnya, dan jika keluhan itu terbukti benar, maka spyware yang dimiliki klien akan dimatikan.

Pegasus merupakan spyware yang bisa mencuri berbagai data dari ponsel yang diinfeksinya, seperti pesan, foto, email, catatan telepon, dan juga mengaktifkan mikrofon. Selain Macron, spyware ini kabarnya juga digunakan untuk mengawasi target seperti Perdana Menteri Pakistan Irman Khan dan Raja Maroko King Mohammed VI.




(vmp/afr)