
-
01 Bill Gates Umbar Kebiasaan Buruknya yang Jangan Ditiru
-
02 Fitur Anyar Bikin Pengguna Spotify Gratisan Diuntungkan
-
03 FotoINET Penampakan Mi 6X dan Hasil Jepretan Kamera Gandanya
-
04 Spek dan Fitur Penerus Xiaomi Mi A1 Terungkap
-
05 WhatsApp Bakal Blokir Pengguna di Bawah 16 Tahun
-
06 Rilis Mode Baru, Satu Squad PUBG Bisa Sampai 8 Orang
-
07 Apple Ejek Play Store Android
-
08 FotoINET Deretan Doodle Karya Anak Papua yang Keren Banget
-
09 YouTube Hapus 8 Juta Video Berkonten Negatif
-
10 Menyorot Serangan Terhadap IoT Melalui Telnet
- SELENGKAPNYA
-
01 Tergiur iPhone X Murah di OLX, Karyawati ini Tertipu Belasan Juta
-
02 Pelanggan Kena Tipu Beli iPhone X, Ini Tanggapan OLX
-
03 Xiaomi: Redmi Note 5 Setara Samsung S9
-
04 Pengamat: iPhone X akan Dimatikan Apple
-
05 Callind, Aplikasi Lokal Pesaing WhatsApp Resmi Diluncurkan
-
06 Apple Ejek Play Store Android
-
07 ZTE Dilumpuhkan Amerika, Ini Peringatan China
-
08 Bill Gates Dukung Live Streaming Pantau Bumi Bulat
-
09 Pakai Xiaomi Mi 6, Polda Metro Jadi Bulan-bulanan Netizen
-
10 'Dilarang Pakai Teknologi AS, Ekonomi China Bisa Ambruk'
Kamis, 29 Jun 2017 13:06 WIB
'Obat Penawar' Petya Belum Ditemukan, Ini Saran Kaspersky

FOKUS BERITA
Horor Petya Pasca WannaCry
Jakarta - Serangan ramsomware bernama Petya belum berhasil dilumpuhkan sejauh ini. Namun perusahaan keamanan siber terus berupaya mencari 'obat penawarnya'.
Seperti yang dilakukan Kaspersky Lab yang tengah menyelidiki gelombang serangan ransomware yang menargetkan organisasi di seluruh dunia. Namun yang menarik, bukan Petya yang berhasil mengambil alih server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasional bank-bank di Ukraina, serta merusak komputer di perusahaan perkapalan dan periklanan multinasional.
Temuan awal pihak Kaspersky menunjukkan bahwa serangan tersebut dari sebuah ransomware baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. Lantas perusahaan anti virus asal Rusia itu menjuluki ransomware tersebut dengan nama NotPetya.
Data telemetri Kaspersky mengindikasikan sekitar 2.000 pengguna yang terserang sejauh ini. Organisasi di Rusia dan Ukraina adalah yang paling terpengaruh, dan perusahaan juga mencatat adanya serangan di Polandia, Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
"Hal tersebut tampaknya merupakan serangan kompleks yang melibatkan beberapa vektor serangan," kata pihak Kaspersky dalam siaran pers, Kamis (29/6/2017).
Kaspersky mengonfirmasi bahwa adanya pemanfaatan exploit EternalBlue yang dimodifikasi dan digunakan untuk propagasi setidaknya di dalam jaringan perusahaan.
Mereka mendeteksi ancaman tersebut sebagai UDS:DangeroundObject.Multi.Generic.
Pihak Kaspersky Lab berencana merilis fitur baru yang di dalamnya terdapat komponen System Watcher. Sehingga dapat menentukan apakah mungkin untuk mendekripsi data yang terkunci dalam serangan.
"Kami menyarankan agar semua perusahaan mengantisipasi dini dengan memperbarui perangkat lunak Windows, memeriksa solusi keamanan, dan memastikan telah mencadangkan data serta alat pendeteksi ramsomware," ujar Kaspersky.
Selain itu, Kaspersky juga memberikan saran kepada pelanggan korporatnya:
· Memeriksa apakah semua proteksi telah diaktifkan sesuai anjuran; dan juga pastikan telah mengaktifkan komponen KSN / System Watcher.
· Gunakan fitur AppLocker untuk menonaktifkan eksekusi file yang menggunakan nama "perfc.dat"; serta
·Utilitas PSExec dari Sysinternals Suite. (afr/afr)
Seperti yang dilakukan Kaspersky Lab yang tengah menyelidiki gelombang serangan ransomware yang menargetkan organisasi di seluruh dunia. Namun yang menarik, bukan Petya yang berhasil mengambil alih server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasional bank-bank di Ukraina, serta merusak komputer di perusahaan perkapalan dan periklanan multinasional.
Temuan awal pihak Kaspersky menunjukkan bahwa serangan tersebut dari sebuah ransomware baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. Lantas perusahaan anti virus asal Rusia itu menjuluki ransomware tersebut dengan nama NotPetya.
Data telemetri Kaspersky mengindikasikan sekitar 2.000 pengguna yang terserang sejauh ini. Organisasi di Rusia dan Ukraina adalah yang paling terpengaruh, dan perusahaan juga mencatat adanya serangan di Polandia, Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
"Hal tersebut tampaknya merupakan serangan kompleks yang melibatkan beberapa vektor serangan," kata pihak Kaspersky dalam siaran pers, Kamis (29/6/2017).
Kaspersky mengonfirmasi bahwa adanya pemanfaatan exploit EternalBlue yang dimodifikasi dan digunakan untuk propagasi setidaknya di dalam jaringan perusahaan.
Mereka mendeteksi ancaman tersebut sebagai UDS:DangeroundObject.Multi.Generic.
Pihak Kaspersky Lab berencana merilis fitur baru yang di dalamnya terdapat komponen System Watcher. Sehingga dapat menentukan apakah mungkin untuk mendekripsi data yang terkunci dalam serangan.
"Kami menyarankan agar semua perusahaan mengantisipasi dini dengan memperbarui perangkat lunak Windows, memeriksa solusi keamanan, dan memastikan telah mencadangkan data serta alat pendeteksi ramsomware," ujar Kaspersky.
Selain itu, Kaspersky juga memberikan saran kepada pelanggan korporatnya:
· Memeriksa apakah semua proteksi telah diaktifkan sesuai anjuran; dan juga pastikan telah mengaktifkan komponen KSN / System Watcher.
· Gunakan fitur AppLocker untuk menonaktifkan eksekusi file yang menggunakan nama "perfc.dat"; serta
·Utilitas PSExec dari Sysinternals Suite. (afr/afr)
FOKUS BERITA
Horor Petya Pasca WannaCry
Berita Terkait
News Feed
-
20Detik
Pengguna WhatsApp di Bawah 16 Tahun akan Diblokir
Rabu, 25 Apr 2018 11:56 WIBDan aturan baru ini membuat WhatsApp bergerak cepat dengan memperbarui kebijakan privasinya, salah satunya usia minimal tersebut. -
Fitur Anyar Bikin Pengguna Spotify Gratisan Diuntungkan
Rabu, 25 Apr 2018 11:18 WIBSpotify meluncurkan aplikasi barunya yang mengalami perubahan besar, termasuk pengalaman penggunanya. Kini pengguna Spotify gratisan lebih diuntungkan. -
Bill Gates Umbar Kebiasaan Buruknya yang Jangan Ditiru
Rabu, 25 Apr 2018 10:39 WIBKehidupan Bill Gates seakan sempurna, pintar, kaya raya dan dermawan. Tapi bukan berarti sang pendiri Microsoft tak punya kebiasaan buruk. -
FotoINET
Penampakan Mi 6X dan Hasil Jepretan Kamera Gandanya
Rabu, 25 Apr 2018 10:22 WIBDalam hitungan jam, Xiaomi dijadwalkan merilis Mi 6X yang akan jadi penerus Mi A1. Membawa banyak peningkatan, seperti apa wujud dan hasil jepretan kameranya? -
Rilis Mode Baru, Satu Squad PUBG Bisa Sampai 8 Orang
Rabu, 25 Apr 2018 09:50 WIBPUBG Corp baru saja merilis mode permainan baru untuk game PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), yakni Steel Rain. Apa saja kelebihan mode permainan baru ini? -
Spek dan Fitur Penerus Xiaomi Mi A1 Terungkap
Rabu, 25 Apr 2018 09:29 WIBTak lama lagi Xiaomi akan merilis ponsel Mi 6X. Jelang peluncurannya spek dan fitur ponsel ini terungkap jelas, apa saja yang dibawa? -
WhatsApp Bakal Blokir Pengguna di Bawah 16 Tahun
Rabu, 25 Apr 2018 08:59 WIBWhatsApp mengeluarkan kebijakan baru. Anak usaha Facebook itu bakal memblokir penggunanya yang berusia kurang dari 16 tahun. -
YouTube Hapus 8 Juta Video Berkonten Negatif
Rabu, 25 Apr 2018 08:15 WIBYouTube punya program bersih-bersih konten negatif di platformnya. Wujudnya sebanyak 8 juta video telah dihapus karena bersifat spam dan memuat konten dewasa. -
FotoINET
Deretan Doodle Karya Anak Papua yang Keren Banget
Rabu, 25 Apr 2018 07:38 WIBMeski jarak cukup jauh dari ibukota, anak Papua mampu menelurkan karya yang luar biasa. Seperti deretan karya doodle berikut ini, kreatif dan keren banget. -
Apple Ejek Play Store Android
Rabu, 25 Apr 2018 06:44 WIBApple merilis video yang membandingkan App Store dengan toko aplikasi lain. Tentu saja toko aplikasi lain yang dimaksud adalah Play Store milik Android.