Hal ini diungkapkan seroang pengguna Twitter bernama Md. Ilham Negara di akun @ilhamnegara. Dalam kicauannya itu, Ilham menulis RS Dharmais sudah terkena serangan ransomware tersebut, yang membuat pasien tak bisa mengambil nomor antrean.
"@kemkominfo @KemenkesRI di RS Dharmais sudah kena virusnya (WannaCrypt -red), tidak bisa ambil nomor antrian, bahaya kalau hari kerja masih seperti ini, antrian bisa membludak," tulis Ilham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
@kemkominfo @KemenkesRI lokasi di RS Dharmais, mohon direspon pic.twitter.com/QJahKBOSFf
β Md. Ilham Negara H (@ilhamnegara) 13 Mei 2017
Si penyandera memberikan nomor bitcoin tempat si korban akan membayarkan uang tebusan tersebut. Dari foto yang sama juga terlihat kalau si penyandera juga menjelaskan proses pembayaran tersebut menggunakan bahasa Indonesia.
Wannacry ini merupakan jenis virus malware komputer yang berkembang paling cepat dan sakti. Buktinya, hanya dalam waktu dua hari, virus ini bisa menyebar secara masif ke 99 negara.
Kuncinya adalah karena ia memanfaatkan celah keamanan di sistem operasi Windows. Dengan eksploitasi celah keamanan windows tersebut dia jadi sakti," papar Alfons Tanujaya, praktisi keamanan internet dari Vaksincom kepada detikINET, Sabtu (13/5/2017).
Wannacry juga tak perlu campur tangan si korban dalam proses infeksinya. Si korban tak perlu mengklik tombol atau pun lampiran apa pun karena ransomware ini akan otomatis menginfeksi si korban.
"Kalau ransomware lain untuk aktif perlu korbannya klik lampiran baru bisa aktif. Kalau tidak diklik yah tidak aktif dan terdeteksi antivirus lagi. Kalau Wannacry tidak perlu ada yang klik. Dia akan bisa menginfeksi tanpa bisa dicegah," lanjut Alfons.
Nah, karena tidak terdeteksi antivirus dan bisa menginfeksi tanpa bisa dicegah inilah yang membuat seluruh dunia kalang kabut. Apalagi yang menggunakan sistim operasi Windows tanpa update patch untuk menambal celah keamanannya.
(asj/yud)