Aktivitas Manusia Pompa Air Ubah Kemiringan Bumi
Hide Ads

Aktivitas Manusia Pompa Air Ubah Kemiringan Bumi

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 31 Mei 2024 11:15 WIB
Ilustrasi keran air.
Aktivitas Manusia Pompa Air Ubah Kemiringan Bumi Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Jakarta -

Kemiringan Bumi telah berubah sebesar 80 cm antara tahun 1993 hingga 2010 karena banyaknya air tanah yang dipompa manusia dari bagian dalam planet ini.

Pada periode tersebut, manusia mengeluarkan 2.150 gigaton air dari reservoir alami di kerak Bumi. Andai jumlah tersebut dituangkan ke lautan secara global, permukaannya akan naik sebesar 6 milimeter. Sebuah studi baru kini mengungkapkan bahwa perpindahan air dalam jumlah besar berdampak pada poros perputaran planet.

Para ilmuwan sampai pada kesimpulan ini dengan memodelkan perubahan posisi kutub rotasi Bumi, titik di mana sumbu imajiner planet akan menonjol keluar dari permukaan jika benda tersebut merupakan benda fisik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Posisi kutub rotasi tidak identik dengan kutub utara dan selatan secara geografis dan sebenarnya berubah seiring waktu, sehingga sumbu rotasi memotong titik-titik berbeda di kerak planet pada berbagai titik waktu.

Sejak tahun 2016, para ilmuwan telah mengetahui bahwa kutub rotasi dipengaruhi oleh proses terkait iklim, seperti pencairan gunung es dan redistribusi massa air yang terkunci di dalamnya.

ADVERTISEMENT

Namun hingga para peneliti menambahkan faktor air yang dipompa ke dalam model penelitian mereka, hasilnya belum sepenuhnya sesuai dengan pengamatan. Tanpa air tanah yang dipompa keluar, model tersebut turun sebesar 78,5 cm.

"Kutub rotasi Bumi sebenarnya banyak berubah," kata Ki-Weon Seo, ahli geofisika di Universitas Nasional Seoul yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Space.com.

"Studi kami menunjukkan bahwa di antara penyebab terkait iklim, redistribusi air tanah sebenarnya memiliki dampak terbesar terhadap pergeseran kutub rotasi," sambungnya.

Karena kemiringan sumbu Bumi dapat berdampak pada cuaca musiman di permukaan planet, para ilmuwan kini bertanya-tanya apakah pergeseran kutub rotasi dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim dalam jangka panjang.

"Mengamati perubahan kutub rotasi Bumi berguna untuk memahami variasi penyimpanan air skala benua," kata Seo.

"Data pergerakan kutub tersedia sejak akhir abad ke-19. Jadi, kita berpotensi menggunakan data tersebut untuk memahami variasi penyimpanan air di benua selama 100 tahun terakhir. Apakah ada perubahan rezim hidrologi akibat pemanasan iklim?," tanyanya.

Secara keseluruhan, kutub rotasi Bumi bergeser beberapa meter dalam setahun. Seberapa banyak reservoir air tanah yang terkuras berkontribusi terhadap perubahan ini bergantung pada lokasi di mana reservoir tersebut berada.

Studi tersebut menunjukkan bahwa air yang dikeluarkan dari garis lintang tengah memiliki pengaruh terbesar terhadap kemiringan planet. Mengelola pergerakan air tanah di seluruh dunia dapat membantu membatasi pergeseran kutub rotasi dan potensi dampak iklim yang menyertainya.




(rns/afr)