Satelit memang dirancang tahan di segala kondisi agar tangguh dan berumur panjang mengorbit di Bumi. Meski demikian, tetap ada hal-hal tertentu yang bisa menyebabkan gangguan pada satelit.
"Sebelum satelit diluncurkan, kita memang harus memastikan komponen yang kita sisipkan di satelit itu memang andal melalui serangkaian uji di laboratorium, apakah dia tahan radiasi dan sebagainya," kata Nizam Ahmad Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam live talkshow 'Mengenal Lebih Dekat Riset Gangguan Satelit di Antariksa' di kanal YouTube BRIN, Selasa (28/5/2024).
"Karena ketika sudah diluncurkan, ibaratnya kita cenderung hanya bisa 'pasrah', kita nggak bisa ngapa-ngapain di antariksa, kecuali mau di-parking dulu di ISS untuk diperbaiki, tapi itu pun akan repot harus ada agreement dan lain-lain. Kita harus pastikan satelit itu andal sejak assembly, pengujian, hingga diluncurkan, dan ini yang dilakukan teman-teman di pusat riset teknologi satelit BRIN," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badai Matahari dan badai magnetik adalah contoh paling umum kondisi yang bisa menyebabkan gangguan satelit, meskipun tidak selalu setiap terjadi badai Matahari maka satelit akan terganggu atau rusak.
"Itu contoh paling gampangnya walaupun korelasinya tidak selalu 100%. Setiap terjadi badai Matahari pasti terjadi gangguan terhadap satelit. Kita perlu lihat juga ketika terjadi badai, posisi satelit itu seperti apa dan berada di mana," jelasnya.
Ia melanjutkan, ada wilayah-wilayah tertentu di permukaan Bumi yang sangat sensitif terhadap gangguan, salah satunya South Atlantic Anomaly (SAA).
Untuk diketahui, SAA dikenal juga sebagai Anomali Magnetik Atlantik Selatan atau Segitiga Bermuda Luar Angkasa. SAA adalah sebuah area di permukaan Bumi tempat magnet melemah yang membentang dari Afrika barat daya hingga Amerika Selatan.
"Di wilayah itu terjadi penumpukan pengendapan partikel yang itu memang cenderung menyebabkan satelit ketika melewatinya akan terganggu meskipun juga tidak setiap saat," jelas Nizam.
![]() |
Misteri Sabuk Radiasi
Ketika tidak terjadi badai Matahari pun, ditemukan beberapa kasus kerusakan satelit yang masih misterius. Nizam menyebutkan, hal ini masih menjadi tanda tanya di kalangan ilmuwan.
"Muncul spekulasi ada partikel dari sabuk radiasi meluncur dengan sangat cepat dan berinteraksi dengan satelit yang disebut dengan killer elektron. Hal ini masih spekulatif dan untuk membuktikan itu susah," ujarnya.
Beberapa badan antariksa seperti NASA, meluncurkan probe atau wahana luar angkasa khusus untuk meneliti sabuk radiasi Bumi. Dijelaskan Nizam, Bumi dilindungi oleh sabuk magnetik dan terdapat sabuk radiasi tempat mengendap partikel proton elektron.
"Jadi dua wilayah ini, inner dan outer belt, memberikan gangguan berbeda pada satelit. Tapi dari data yang kami temukan memang paling sering terjadi gangguan satelit itu berasal dari badai Matahari dan badai magnetik," ujarnya.
(rns/fay)