Arkeolog Gali Bukti Keberadaan Kerajaan Pra-Islam di Arab Saudi
Hide Ads

Arkeolog Gali Bukti Keberadaan Kerajaan Pra-Islam di Arab Saudi

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 21 Mar 2024 17:00 WIB
Para arkeolog meneliti temuan yang diketahui berasal dari peradaban Dadan dan Lihyan yang berasal dari paruh kedua milenium pertama SM, di Al-Ula, Arab Saudi 30 Oktober 2021.
Para arkeolog meneliti temuan yang diketahui berasal dari peradaban Dadan dan Lihyan yang berasal dari paruh kedua milenium pertama SM, di Al-Ula, Arab Saudi 30 Oktober 2021. Foto: Reuters via The Arab Weekly
Jakarta -

Di tengah gurun gersang dan pegunungan Al Ula di barat laut Arab Saudi, para arkeolog bekerja menggali sisa-sisa Kerajaan Dadan dan Lihyan kuno yang telah lama terlupakan.

Al Ula menjadi destinasi wisata andalan Arab Saudi sejak dibuka pada tahun 2019. Wilayah ini terkenal terutama karena makam megah Madain Saleh, kota berusia 2.000 tahun yang diukir di bebatuan oleh Suku Nabatea, masyarakat Arab zaman sebelum kedatangan Islam yang juga membangun Petra di negara tetangganya, Yordania.

Sebuah tim arkeolog Prancis dan Arab Saudi kini fokus pada penggalian lima situs terdekat yang terkait dengan peradaban Dadanite dan Lihyanite, kekuatan regional penting yang berkembang 2.000 tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah proyek yang benar-benar mencoba mengungkap misteri peradaban ini," kata Abdulrahman Al-Sohaibani, yang ikut memimpin misi arkeologi penggalian sisa Kerajaan Dadan, dikutip dari The Arab Weekly seperti dilansir Kamis (21/3/2024).

Kerajaan Dadan disebutkan dalam Perjanjian Lama dan Kerajaan Lihyan adalah salah satu kerajaan terbesar pada masanya, membentang dari Madinah di selatan hingga Aqaba di utara di wilayah Yordania modern, menurut Royal Commission untuk proyek penggalian tersebut.

ADVERTISEMENT

Selama sekitar 900 tahun hingga 100 M, kerajaan-kerajaan tersebut menguasai jalur perdagangan penting namun sangat sedikit yang diketahui tentang jalur tersebut. Tim ini berharap dapat belajar lebih banyak tentang ritual ibadah, kehidupan sosial, dan ekonomi mereka.

"Penggalian yang dilakukan sebelumnya terbatas pada area cagar alam utama," kata Jerome Rohmer, peneliti di French National Center for Scientific Research.

"Kami hanya ingin mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kronologi situs, tata letak situs, budaya materialnya, dan perekonomiannya. Ini adalah proyek komprehensif yang pada dasarnya kami mencoba menjawab semua pertanyaan ini," tambah Rohmer.

Dalam upaya Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk mengubah perekonomian dan masyarakat Arab Saudi, Al-Ula kini menjadi terkenal. Kerajaan Arab Saudi kini mengandalkan pariwisata sebagai upaya untuk membuka diri terhadap dunia dan mendiversifikasi sumber perekonomiannya dari minyak.

Pembangunan Al-Ula juga diklaim merupakan bagian dari upaya melestarikan situs warisan zaman pra-Islam guna menarik wisatawan non-Muslim untuk datang ke sana, dan memperkuat identitas nasional mereka.




(rns/fay)
Berita Terkait