Toilet pesawat ternyata merupakan sesuatu yang kompleks, bukan hanya soal pengoperasian sentuh dan siram yang sederhana. Sejumlah teknologi luar biasa memungkinkan orang buang hajat dengan aman di ketinggian sana.
Di pesawat, tugas-tugas yang paling biasa, mulai dari memanaskan air hingga menggunakan toilet, rupanya menghadirkan tingkat kesulitan baru karena masalah keselamatan.
"Segala sesuatunya dua kali lebih sulit di pesawat dibandingkan di darat," kata Al St. Germain, konsultan industri penerbangan yang bekerja untuk maskapai penerbangan termasuk Delta dan United.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membilas toilet pesawat dengan air dilarang karena pembatasan berat pesawat, belum lagi air akan keluar saat terjadi turbulensi. Untungnya, para ilmuwan menyusun Rencana B yaitu memanfaatkan udara.
Ketika pengguna toilet menekan tombol, sebuah katup terbuka di mangkuk yang menghubungkan ke pipa bertekanan. Sistem ini kemudian menyedot isi mangkuk seperti penyedot debu di ketinggian. Karena itu, alat ini disebut toilet vakum. "Ini seperti penyedot debu," jelas Nigel Jones, insinyur pesawat terbang dari Kingston University di London.
Efek hisap ini disebabkan oleh perbedaan tekanan alami antara kabin dan atmosfer luar yang dihasilkan saat pesawat naik ke angkasa. Lalu, tentu saja ada pertanyaan tentang ke mana isinya setelah dibilas.
Bertentangan dengan anggapan umum, sampah tidak dibuang dari ruang kedap udara ke langit, melainkan dimasukkan ke dalam tangki sampah bertekanan, yang umumnya terletak di bagian belakang dan depan pesawat.
Dikutip detikINET dari NY Post, kotoran tersebut kemudian dikosongkan ke dalam kendaraan pembuangan sampah khusus yang mengangkut isinya ke bandara untuk diproses.
Meski mekanismenya mungkin tampak aneh, toilet vakum memiliki keunggulan. Pipa saluran pembuangannya lebih sempit, kemampuan untuk menyiram ke segala arah karena toilet ini tak bergantung gravitasi dan toilet tersebut menyiram dengan sedikit air, membuatnya ramah lingkungan.
Rata-rata, toilet vakum menggunakan setengah galon atau kurang, dibandingkan dengan 1,6 galon untuk toilet hemat air dan hingga 5 galon (19 liter) untuk toilet yang lebih tua.
Mangkuknya seluruhnya dilapisi Teflon sehingga semuanya langsung meluncur dan pengguna tak perlu menggunakan sikat toilet. Kelemahannya, toilet pesawat cenderung sering tersumbat, terutama ketika penumpang membuang popok dan barang-barang lain ke dalamnya.
Ada juga isu limbah pesawat yang secara tidak sengaja terbuang ke atmosfer karena pipa pembuangan yang bocor. Karena suhu luar umumnya di bawah titik beku, cairan apa pun akan jadi 'es loli' saat bersentuhan dengan udara, membentuk apa yang dikenal sebagai 'es biru' dalam industri penerbangan.
Pada tahun 2021, seorang pria malang yang tinggal dekat Bandara Heathrow London tiba-tiba terkena ceceran kotoran karena fenomena itu. Lebih buruknya lagi, kotoran tersebut tidak sempat membeku karena kedekatan pesawat dengan tanah.
(fyk/rns)