Umat Islam tak lama lagi akan memasuki Ramadan. Karenanya, penentuan awal bulan puasa ini sangat penting bagi Muslim karena berhubungan dengan waktu ibadah.
Kalender yang digunakan dalam pengaturan ibadah umat Islam adalah berdasarkan penanggalan Qomariyah atau bulan Hijriyah yang berbasis pada keteraturan peredaran Bulan mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama Bulan dalam mengelilingi Matahari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan tanda waktu dan posisi Bulan dan Matahari, memberikan pertimbangan secara ilmiah dalam penentuan awal Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah prediksi BMKG mengenai prakiraan Hilal untuk penentuan awal Ramadan 2024 atau Ramadan 1445 H.
Waktu Konjungsi (Ijtima') dan Terbenam Matahari
Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima' adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.
Peristiwa ini akan kembali terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 09.00.18 UT atau 16.00.18 WIB/17.00.18 WITA/18.00.18 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 350,280 derajat.
Secara astronomis, pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal Ramadan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam dan tanggal 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah Matahari terbenam.
Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal Ramadan 1445 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024.
Objek Astronomis yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal
Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain Hilal dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh dengan Hilal atau lebih lebih cerlang daripada Hilal.
Objek astronomis ini dapat berupa planet, misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai Hilal.
Pada 10 Maret 2024, Bulan terbenam lebih dahulu dari Matahari terbenam, sehingga data objek astronomis lainnya tidak diperlukan lagi. Adapun pada 11 Maret 2024, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam, ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 5 derajat dari Bulan, yaitu Merkurius. Prakiraan penentuan Hilal awal Ramadan 2024 selengkapnya dapat diakses di situs BMKG lewat link berikut ini.
(rns/fay)