Selama ini, Presiden AS ke-44 Barrack Obama sering mendapatkan pertanyaan soal alien. Dalam wawancara di Late Late Show, ia ditanya apakah dirinya memiliki teori seputar UFO atau unidentified aerial phenomena (UAP).
Menurut Obama, ada hal-hal seputar alien yang tidak bisa dia sampaikan ke khalayak luas. Namun, spekulasi soal adanya lab yang menyimpan spesimen alien atau pesawat luar angkasa adalah hal yang tidak benar.
"Mereka melakukan sedikit riset dan jawabannya adalah tidak," ujar Obama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sebenarnya, dan saya serius di sini, ada rekaman dan rekaman benda-benda di langit yang kita tidak tahu persis apa itu, kita tidak bisa menjelaskan bagaimana mereka bergerak, lintasannya. Mereka tidak memiliki pola yang mudah dijelaskan," lanjutnya.
Baru-baru ini, Obama kembali berspekulasi lebih banyak tentang apa yang akan terjadi jika alien melakukan kontak. Dalam sebuah wawancara dengan podcast Ezra Klein di New York Times, dia mengatakan dia yakin hal itu tidak akan banyak mengubah pandangannya terhadap dunia.
"Ini menarik. Itu tidak akan mengubah politik saya sama sekali. Karena seluruh politik saya didasarkan pada fakta bahwa kita adalah organisme kecil di titik kecil yang mengambang di tengah ruang angkasa," katanya.
"Ketika kita sedang melalui masa-masa politik yang sulit, dan saya mencoba untuk menghibur staf saya, saya akan memberi tahu mereka sebuah statistik yang dikatakan oleh John Holdren, penasihat sains saya, bahwa ada lebih banyak bintang di alam semesta yang diketahui daripada jumlah butiran pasir di planet Bumi," sambungnya.
Lebih lanjut, Obama meramalkan hal yang cukup unik apabila kita berhasil menemukan keberadaan alien. Menurutnya, bisa saja aliran kepercayaan baru akan muncul di tengah masyarakat.
"Tetapi tidak diragukan lagi akan ada argumen yang mendesak seperti, kita perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk sistem persenjataan untuk mempertahankan diri. Agama-agama baru akan bermunculan. Dan siapa yang tahu argumen macam apa yang akan kita ajukan. Kita pandai membuat argumen untuk satu sama lain," tandasnya. Demikian melansir IFLScience.
(ask/ask)