Fenomena Cuaca Ekstrem Kalah Sama Gosip Artis, Kok Bisa?
Hide Ads

Fenomena Cuaca Ekstrem Kalah Sama Gosip Artis, Kok Bisa?

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 01 Feb 2024 16:00 WIB
Atap SPBU roboh akibat badai Siklon tropis Seroja di Kota Kupang, NTT, Kamis (8/4/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang mencatat sebanyak 1.264 rumah mengalami rusak berat, satu orang meninggal dunia dan tujuh orang luka berat dampak dari angin kencang pada Minggu (4/4). ANTARA FOTO/Kornellis Kaha/hp.
Kondisi pasca Siklon Tropis Seroja di NTT, April 2021. Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Jakarta -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berupaya keras mengalihkan paradigma di masyarakat dengan menjadikan informasi cuaca atau prakiraan cuaca menjadi kebutuhan informasi sehari-hari.

"Sering kita lupa Indonesia itu adalah negara yang memiliki ancaman terkait dengan bencana alam dan iklim. Di satu sisi orang-orang kita itu nrimo, lalu mudah move on. Namun ini adalah sesuatu hal yang terus kita perlu antisipasi," kata Dr. Agie Wandala Putra, Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta BMKG, di Gedung BJ. Habibie, Rabu (31/1).

Ia menyebutkan, frekuensi terjadinya cuaca ekstrem semakin intens, sebagai salah satu dampak perubahan iklim dan suhu Bumi yang terus meningkat. Maka, penyampaian informasi kepada masyarakat harus digencarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah itu sebuah fenomena yang lazim? Tentu saja lazim, berdasarkan teori. Namun kemudian frekuensinya menjadi lebih banyak. Ini yang perlu kita khawatirkan," jelasnya.

Penyampaian informasi kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem ke masyarakat memiliki tantangannya sendiri. Agie memberi contoh saat terjadi badai siklon tropis di NTT pada April 2021.

ADVERTISEMENT
BRIN-BMKGDr. Agie Wandala Putra, Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta BMKG. Foto: Rachmatunnisa

"Bisa jadi kita sudah lupa bahwa saudara-saudara kita di NTT waktu itu berjuang, bertahan hidup, ketika menghadapi fenomena besar Siklon Tropis Seroja pada saat itu," tuturnya.

Ia mengenang saat itu, timnya kesulitan mengangkat informasi tersebut agar diketahui lebih banyak masyarakat. Secara kebetulan, peristiwa itu berbarengan dengan berita di dunia hiburan yakni momen pernikahan pasangan YouTuber Atta Halilintar dengan Aurel Hermansyah yang dinilai lebih menarik perhatian publik.

"Saya tidak bisa menyalahkan juga. Tapi saya selalu ingat itu berbarengan dengan pernikahan Atta-Aurel dan kami berusaha mendorong pemberitaan itu menjadi perhatian namun kalah dan tenggelam pada saat itu. Mungkin lebih menarik berita influencer ya," candanya.

Dahsyatnya Siklon Tropis Seroja

Agie mengingatkan, Siklon Tropis Seroja yang menghantam NTT April 2021 sangat mematikan, menyebabkan terjadinya cuaca ekstren serta bencana angin kencang, tanah longsor, dan banjir bandang.

Badai Seroja terjadi lebih dari sepekan, (3-12 April 2021), dengan korban meninggal dunia 181 orang. Hampir seluruh kepulauan di NTT terdampak Siklon Tropis Seroja, menyebabkan kerusakan parah di mana-mana sehingga Gubernur NTT menetapkan Wilayah NTT darurat bencana.

"Meskipun (peringatan) 7 hari sebelumnya, 4 hari sebelumnya sudah dirilis, mengingatkan, tetapi kita tidak bisa melakukan hal cepat untuk mengelola mereka. Alhamdulillah, tentu saja teman-teman BNPB sudah berusaha sebaik mungkin, tapi casuality-nya, impact-nya masih begitu besar. Ini yang ingin kami sampaikan bahwa kita berada di tempat yang memiliki ancaman luar biasa tinggi," jelasnya.

Ia menambahkan, peringatan dini cuaca perlu pula diimbangi dengan kemampuan respons dan kemampuan untuk mengatasinya. "Maka dari itu masyarakat perlu dibekali dengan kemampuan tersebut. Karena upaya untuk merespons atas ancaman yang timbul dari early warning itu yang masih lemah," kata Agie.

Mengutip apa yang sering disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode 2019-2021, almarhum Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Agie juga menghimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Saya selalu ingat kalimat yang disampaikan pak Doni, dengan memberi kebaikan pada alam maka kebaikan itu akan kembali kepada kita. Jaga alam, maka alam akan menjaga kita," tutupnya.




(rns/rns)
Berita Terkait