Ada fakta unik terkait para astronaut yang berpuasa di luar angkasa. Ternyata, mereka bisa melewati waktu berbuka lebih dari sekali selama berada di angkasa. Ini berdasarkan penuturan Pakar astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin.
Dalam acara 'Eureka! Edisi 15: Puasa Ekuinoks', Senin (3/4/2023), Andi tengah membahas soal ekuinoks vernal dan dampaknya pada keistimewaan Ramadan tahun ini, di mana durasi puasa jadi hampir sama di semua negara di Bumi, tidak lebih dari 15 jam. Kendati demikian, fenomena ekuinoks hanya dirasakan oleh mereka yang ada di Bumi.
"Untuk untuk situasi di luar planet Bumi atau atau ekuinoks ini hanya di Bumi aja. Sementara untuk astronaut yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengikuti waktu berpuasanya sesuai dengan si stasiun ini mengorbit," ujar Andi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalkan si stasiun ini mengorbit selama 90 menit, artinya bisa sampai 16 kali astronaut itu berbuka puasa dalam 24 jam," lanjutnya.
Sebelumnya diketahui ada seorang astronaut muslim yang menghabiskan waktu Ramadan di ISS. Ia adalah Sultan Al Neyadi (41) yang merupakan astronaut kedua dari Uni Emirat Arab (UEA) yang meluncur ke luar angkasa.
Mengutip Daily Sabah, Al Neyadi mengaku ingin mengamati bulan suci Ramadan yaitu bulan ketika umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam dari luar angkasa. Dia mengatakan akan tetap menjalankan ibadah puasa di sana, walaupun dalam hukum Islam ia termasuk kategori musafir atau orang yang tak wajib melakukan ibadah puasa karena sedang dalam perjalanan.
"Saya akan mempersiapkan bulan Ramadan dengan niat berpuasa," katanya.
Baca juga: Rekor, Puasa di Sini Bisa Sampai 23 Jam! |