Sadis! Puluhan Penyu Mati Ditikam di Leher
Hide Ads

Sadis! Puluhan Penyu Mati Ditikam di Leher

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 19 Jul 2022 12:17 WIB
Hari Penyu Sedunia diperingati pada tanggal 16 Juni setiap tahunnya. Hari Penyu Sedunia bertujuan untuk menyoroti pelestarian hidup penyu.
Sadis, Puluhan Penyu Mati Ditikam di Leher. Foto: Getty Images/Anthony Devlin
Jakarta -

Puluhan penyu ditemukan mati di lepas pantai pulau terpencil Jepang. Banyak di antaranya mati dengan kondisi ditikam di leher.

Orang-orang di Pulau Kumejima di Okinawa, Jepang menemukan bangkai sekitar 30 penyu hijau setelah air surut memunculkan tubuh mereka, demikian menurut laporan surat kabar yang berbasis di Osaka, Asahi Shimbun. Beberapa penyu mengalami luka tusuk di lehernya dan beberapa lainnya memiliki bekas sayatan berdarah di siripnya.

Polisi sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai kemungkinan kasus kekejaman terhadap hewan dan saat ini sedang dalam proses menanyai para saksi. Pihak berwenang belum mengomentari insiden ini, namun satu sumber anonim yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa kemungkinan ada perusahaan perikanan lokal yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak dari mereka terjerat jaring ikan. Saya melepaskan beberapa dari mereka dan melepaskannya ke laut, tetapi saya tidak dapat membebaskan yang berat, jadi saya menusuk mereka untuk menyingkirkannya," kata salah satu operator perikanan, dikutip dari The Mainichi, Selasa (19/7/2022).

Penyu hijau (Chelonia mydas) dapat ditemukan di perairan di seluruh dunia, dengan jangkauan alami mereka membentang di seluruh laut tropis dan subtropis di planet ini. Namun, spesies dan rumah mereka menghadapi masalah yang meningkat.

ADVERTISEMENT

Spesies ini dianggap terancam punah, menurut daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Jumlah populasi mereka saat ini makin berkurang dan menghadapi segudang ancaman, yang sebagian besar merupakan hasil aktivitas manusia.

Degradasi habitat alami mereka adalah masalah utama, tetapi salah satu faktor yang paling merugikan adalah pengambilan telur dan penyu dewasa secara sengaja dari pantai tempat mereka bersarang.

Seperti yang diperlihatkan oleh kejadian terbaru ini, mereka juga berkonflik dengan nelayan yang sering menangkap mereka di jaring ikan sebagai tangkapan sampingan yang tak disengaja.

Makanan mereka terutama terdiri dari ganggang dan lamun, tetapi mereka juga mencari makan spons, invertebrata kecil, dan ikan yang dibuang. Sayangnya, persediaan makanan mereka semakin terkontaminasi plastik.

Pada tahun 2018, para ilmuwan mengamati tujuh spesies penyu yang hidup di tiga lautan berbeda dan menemukan bahwa semua individu penyu, masing-masing mengandung mikroplastik di perut mereka.




(rns/fay)