Virus Corona COVID-19 pertama kali dilaporkan menjangkiti warga di Kota Wuhan, China, dan diberitahukan oleh pemerintah China ke WHO di bulan Desember 2019. Namun ada kecurigaan dari sebagian pihak bahwa virus Corona ini sudah menyebar jauh sebelumnya.
Seperti dikutip detikINET dari Independent, Jumat (8/10/2021) laboratorium di Wuhan diklaim meningkatkan persediaan peralatan tes polymerase chain reaction (PCR) pada paruh kedua 2019. Hal ini menimbulkan kecurigaan sudah ada banyak pasien Corona ketika itu.
Data tersebut dikompilasi oleh Internet 2.0, sebuah perusahaan keamanan cyber yang berbasis di Australia. Mereka mengklaim bahwa pemerintah China menghabiskan anggaran dua kali lipat untuk tes PCR di 2019 dibandingkan tahun 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2018, anggaran untuk peralatan PCR sebesar 36,7 juta Yuan, meningkat menjadi 67,7 juta yuan di tahun 2019. Pembelinya adalah dari 4 institusi, People's Liberation Army Airborne Army Hospital, The Wuhan Institute of Virology, Wuhan University of Science and Technology, serta terakhir Hubei Province Districts Centers for Disease Control and Prevention.
"Tren ini secara komprehensif menantang narasi resmi bahwa pandemi Corona dimulai pada bulan Desember 2019," kata Robert Potter, Chief Executive Internet 2.0.
"Ini menunjukkan ada pengadaan (PCR) yang signifikan dari level pemerintah, militer dan Centre for Disease Control, serta laboratorium sensitif di provinsi Hubei," papar dia.
Studi ini telah dibantah oleh pemerintah China, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, karena dianggap tidak ilmiah dan tidak dilakukan oleh ilmuwan.
"Pelacakan virus adalah masalah sensitif serius yang harus ditangani oleh ilmuwan," sebut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China. Ilmuwan lain juga menyebut studi ini tidak bisa membuktikan dengan mantap bahwa virus Corona sudah menyebar sebelum Desember 2019.
(fyk/fay)