Begadang itu biasa, tapi apa jadinya jika manusia tidak tidur berhari-hari? Ilmuwan telah meneliti dan efeknya akan sangat mengerikan.
Dalam keadaan ekstrem, kurang tidur pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kurang tidur kronis menempatkan kita pada peningkatan risiko untuk kondisi medis yang serius, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
"Sebagai masyarakat, sebagai keluarga dan individu, kita belum sepenuhnya menghargai pentingnya tidur," kata Terry Cralle, RN, pakar tidur klinis di Fairfax, Virginia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidur, bersama dengan pola makan dan olahraga, merupakan dasar kesehatan yang baik," sambungnya sebagaimana ditulis Everyday Health.
Ini dia tahapan yang terjadi ketika manusia benar-benar tidak tidur selama berhari-hari:
TAHAP 1
24 Jam Tidak Tidur - Gangguan Koordinasi, Memori, dan Pengambilan Keputusan
Konsekuensi kurang tidur pada 24 jam sebanding dengan gangguan kognitif seseorang dengan kandungan alkohol dalam darah 0,10%, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Occupational Medicine and Environmental Health.
"Penilaian terpengaruh, memori terganggu, ada penurunan dalam pengambilan keputusan, dan penurunan koordinasi mata-tangan," jelas Cralle.
"Anda lebih emosional, perhatian menurun, pendengaran terganggu, dan ada peningkatan risiko kematian akibat kecelakaan fatal," ujarnya.
Baca juga: Penjelasan Mati Suri Menurut Sains |
TAHAP 2
36 Jam Tidak Tidur - Kesehatan Fisik Terganggu dan Berdampak Buruk
Sekarang kesehatan Anda mulai terancam. Tanda adanya tingkat inflamasi tinggi ada dalam aliran darah, kata Cralle, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi. Selain itu, hormon terpengaruh - emosi Anda bisa kacau balau.
Scott Kelley, seorang veteran pernah mengalami kondisi terjaga di tengah situasi perang. Dia terjaga 36 jam tanpa tidur, kepalanya mulai terasa tidak enak. Gejalanya mirip seperti mengalami dehidrasi, dan dia mulai kehilangan motivasi. Ia bahkan mudah lupa dengan kejadian yang baru saja ia alami.
TAHAP 3
48 Jam Tidak Tidur - Microsleep dan Disorientasi
Setelah dua hari tidak tidur, Cralle menjelaskan bahwa tubuh mulai mengkompensasi dengan microsleep, tertidur sekian detik hingga setengah menit dan biasanya diikuti oleh periode disorientasi.
"Orang yang mengalami microsleep tertidur terlepas dari aktivitas yang mereka lakukan," jelasnya. Microsleeps mirip dengan orang yang pingsan.
Selain itu, Kelley juga pernah mengalaminya di mana ia sulit untuk fokus dan secara tidak sadar memandang ke arah depan untuk mempertahankan kesadaran dirinya.
TAHAP 4
Pada 72 Jam: Defisit Kognitif Major dan Halusinasi
Tidak tidur 74 jam? Tidak bisa dibayangkan. Akan tetapi kalau ingin tahu apa yang terjadi, akan ada defisit yang signifikan dalam konsentrasi, motivasi, persepsi, dan proses mental lain yang lebih tinggi setelah berjam-jam tanpa tidur.
Kelley mengatakan berbicara santai pun bisa sangat melelahkan. Kelley mulai halusinasi. Kelley ingat saat dia bertugas jaga dan berulang kali melihat seseorang berdiri dengan senapan di hutan, siap menyelinap ke kamp. Setelah diperiksa lebih dekat, itu hanya ranting dan bayangan.
Insomnia, sleep apnea, sindrom kaki gelisah, teror malam, berjalan dalam tidur, dan masalah lain dapat memengaruhi tidur. Temui dokter atau spesialis tidur jika Anda mengalami salah satu dari yang berikut:
- Mengantuk secara berlebihan di siang hari
- Mendengkur, terengah-engah, atau tersedak saat tidur
- Sensasi gelisah atau menyentak di kaki Anda di malam hari
- Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas siang hari secara teratur
- Berjuang untuk tetap terjaga, baik di lampu lalu lintas, saat menonton televisi, atau membaca
- Membutuhkan minuman berkafein atau gula sepanjang hari agar tetap terjaga
- Merasa lelah atau tertidur saat mengemudi
- Membutuhkan alat bantu tidur secara teratur.