4 Fenomena Sains Mengejutkan: Samudra Baru sampai Matahari Terbit di Utara
Hide Ads

4 Fenomena Sains Mengejutkan: Samudra Baru sampai Matahari Terbit di Utara

Aisyah Kamaliah - detikInet
Jumat, 18 Jun 2021 18:26 WIB
Tangkapan layar video viral matahari terbit dari utara di Kabupaten Jeneponto, Sulsel.
Tangkapan layar video viral matahari terbit dari utara di Kabupaten Jeneponto, Sulsel. Foto: viral
Jakarta -

Belakangan ini ada segelintir kejadian yang membuat orang kaget: Matahari terbit di utara sampai penetapan samudra baru. Sains, bisa menjawab beragam kejadian aneh tersebut.

Dirangkum detikINET, ini dia beberapa kejadian mengejutkan yang terjadi belakangan dan dapat dijelaskan secara saintifik:

1. Samudra baru: Samudra Selatan

Sebenarnya sudah lama para ilmuwan mengenali samudra kelima ini. Pada tahun 1937, badan perairan di sekitar Antartika diakui oleh International Hydrographic Organization (IHO) hanya untuk dilucuti statusnya pada tahun 1953.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di AS, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah mengakui keberadaan samudra kelima sejak 1999. Sekarang, komunitas ilmiah internasional telah mengumumkan adanya Samudra Selatan ke publik. Pengakuan ini dilakukan pada 8 Juni yang jatuh sebagai Hari Laut Sedunia.

2. Matahari terbit di utara

Sempat heboh di media sosial rekaman viral yang memperlihatkan Matahari terbit di utara. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikINET, ini adalah hal yang wajar akibat kemiringan sumbu rotasi.

ADVERTISEMENT

"Setiap tahun pada bulan Juni posisi Matahari berada di belahan utara. Terbitnya bukan di titik timur, tetapi bergeser mendekati timur laut. Pada tengah hari Matahari akan berada di arah utara. Nanti saat terbenam bukan pada titik barat, tetapi mendekati barat laut," jelasnya.

3. Studi sebut inti Bumi miring

Inti Bumi kemungkinan miring dan model baru tunjukkan inti tumbuh lebih cepat di bawah Indonesia daripada di sisi lain (di bawah Brasil). Kemungkinan ini diungkap oleh seismolog di UC Berkeley. Hipotesis dirinci dalam Nature Geoscience. Disebutkan kristalisasi inti bagian dalam tampaknya tidak seragam.

Untuk menjelaskan hal ini, model baru menunjukkan bahwa inti Bumi tumbuh lebih cepat di satu sisi (di bawah Indonesia) daripada di sisi lain (di bawah Brasil) sekitar 60%.

4. Salju di Alpen merah darah

Di pegunungan Alpen, Prancis, salju yang biasanya berwarna putih terkadang menjadi merah darah. Ini dikarenakan mikroalga yang hidup di salju.

Ganggang yang berubah menjadi merah salju secara teknis adalah ganggang hijau, karena mereka termasuk dalam filum Chlorophyta dan mengandung bentuk spesifik klorofil, pigmen hijau yang memungkinkan fotosintesis.




(ask/rns)