Ngeri! Astronaut Bisa Jadi Kanibal di Antariksa
Hide Ads

Ngeri! Astronaut Bisa Jadi Kanibal di Antariksa

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 20 Apr 2021 05:44 WIB
IN SPACE - FEBRUARY 28:  In this handout image provided by NASA, NASA astronaut Alvin Drew waves as he participates in the missions first session of extravehicular activity (EVA) as construction and maintenance continue on the International Space Station February 28, 2011 in Space. During the six-hour, 34-minute spacewalk, Steve Bowen and Drew installed the J612 power extension cable, move a failed ammonia pump module to the External Stowage Platform 2 on the Quest Airlock for return to Earth at a later date, installed a camera wedge on the right hand truss segment, installed extensions to the mobile transporter rail and exposed the Japanese
Astronaut. Foto: GettyImages
Jakarta -

Penerbangan ke luar angkasa berisiko tinggi, apalagi ke Mars. Jika nanti manusia benar-benar ke sana, dibutuhkan perjalanan minimal 7 bulan untuk keberangkatan saja. Belum lagi kondisi Mars sangat ekstrem dibanding Bumi. Tak menutup kemungkinan ada astronaut meninggal. Lalu bagaimana?

Perlu waktu bulanan jika astronaut yang meninggal dalam perjalanan atau di Mars dikembalikan ke Bumi. Para pakar pun membahas persoalan ini lantaran belum ada standar tentang apa yang harus dilakukan jika hal itu terjadi. NASA pun belum mengaturnya.

"Jika Anda ingin pergi ke Mars, bersiaplah untuk meninggal," demikian peringatan yang pernah disampaikan oleh CEO SpaceX, Elon Musk. SpaceX sendiri tengah getol merintis jalan untuk mengirimkan manusia pertama ke Mars.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa skenario. Pertama jika astronaut meninggal dalam perjalanan ke Mars, jasadnya bisa disimpan di lemari pendingin sampai pendaratan di Mars. Opsi lainnya adalah melemparkan jasad itu ke luar pesawat alias ke antariksa luas.

"Saat ini, tidak ada panduan spesifik baik oleh NASA atau di level internasional, yang akan menangani penguburan astronaut yang meninggal dengan melepasnya ke antariksa," sebut Catherine Conley dari Office of Planetary Protection NASA.

ADVERTISEMENT

Jika langkah yang mungkin dianggap tidak etis itu dilakukan, bisa saja nanti banyak jasad di jalur menuju ke Mars andai penerbangan ke sana sering dilakukan.

Kemudian jika astronaut meninggal di permukaan Mars, harus ada prosedur ketat karena NASA melarang ada kontaminasi Mars dengan mikroba dari planet Bumi. "Tidak ada batasan selama semua mikroba dari Bumi terbunuh, sehingga kremasi akan diperlukan," kata Conley yang dikutip detikINET dari Daily Mail, Selasa (20/4/2021).

Namun ada kemungkinan lain yang terdengar mengerikan. Bisa jadi dalam skenario terburuk, jasad astronaut yang meninggal dimakan oleh astronaut lain alias kanibal. Hal itu dianggap mungkin terjadi jika urusannya adalah hidup dan mati.

Hal semacam itu pernah terjadi, misalnya dalam kecelakaan pesawat di pegunungan Andes pada tahun 1972. Penumpang yang selamat tidak punya makanan dan tidak bisa berkomunikasi. Maka untuk bertahan hidup, mereka mengambil keputusan sulit dengan memakan penumpang yang tewas. Bisa saja insiden serupa terjadi di Mars.

"Walaupun kita sangat menghormati jenazah, hidup adalah yang paling penting dan jika satu-satunya cara kita mungkin bisa bertahan hidup hanyalah dengan memakan jasad, itu bisa diterima walau tidak diinginkan," sebut ahli biologi etis, Paul Wolpe.

Duh, jangan sampai seperti itu ya, detikers. Bagaimana pendapat kalian? Coba sampaikan opininya di kolom komentar!




(fyk/fay)