Jakarta -
Jelang tahun ajaran baru di masa pandemi, pemerintah mengumumkan rencana sekolah tatap muka secara terbatas pada Juli 2021. Berbarengan dengan itu, sejumlah vaksin Corona sedang diuji untuk anak-anak dan bayi.
Vaksin Corona memang diprediksi belum akan siap untuk digunakan secara luas bagi anak-anak setidaknya sampai tahun ajaran 2022-2023. Namun sudah ada beberapa negara yang memberi izin darurat penggunaan vaksin untuk kelompok usia remaja ke atas.
Di Indonesia sendiri, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini, belum ada uji klinis yang dilakukan seluruh produsen vaksin COVID-19 terkait dengan anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal vaksinasi anak, sampai sekarang belum ada uji klinis yang dilakukan oleh seluruh vaksin yang ada terkait dengan anak. Baru diawali saja kajiannya," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual yang digelar Kemendikbud, Selasa (30/3).
Namun setidaknya, saat ini ada tiga vaksin Corona yang menjanjikan bisa segera diberikan pada anak-anak. Berikut ini perkembangan dari ketiga vaksin tersebut, dikutip detikINET dari berbagai sumber, Sabtu (3/4/2021):
Pfizer - BioNTech
Pfizer dan BioNTech yang telah mendapatkan izin edar darurat atas vaksinnya pada Desember lalu, menyertakan remaja berusia 12 tahun hingga 15 tahun dalam uji klinisnya.
Sebanyak 2.259 relawan remaja sudah direkrut Pfizer untuk uji klinis vaksin tersebut dan diperkirakan hasil uji klinis baru tersedia di bulan Juni.
"Berpindah fokus pada orang-orang di bawah usia 12 tahun akan membutuhkan studi baru dan kemungkinan formulasi atau jadwal dosis yang dimodifikasi," kata juru bicara Pfizer Keanna Ghazvini.
Moderna
Moderna, yang mendapatkan lisensi di bulan Desember juga menempuh jalur yang sama dengan Pfizer. Pada bulan Desember, Moderna mulai menguji vaksin itu ke remaja yang berusia di antara 12 hingga 17 tahun.
"Dengan merekrut 3.000 orang sukarelawan, Moderna berharap hasil pengujian akan diperoleh sekitar pertengahan tahun 2021," tutur Colleen Hussey, juru bicara Moderna.
Hasil penelitian tersebut akan menjadi pertimbangan Moderna untuk menilai kelayakan pemberian vaksin pada anak usia 6 bulan hingga 11 tahun, di akhir tahun ini.
Selanjutnya: AstraZeneca dan Biotec
AstraZeneca - Oxford
University of Oxford yang bermitra dengan AstraZeneca pun mulai menggelar uji klinis vaksinnya ke kelompok umur yang lebih muda pada Februari lalu. Pengujian itu akan menentukan apakah vaksin efektif untuk anak-anak berusia antara 6 tahun dan 17 tahun.
Penelitian ini melibatkan 300 partisipan dan dilakukan secara bertahap untuk melihat interval waktu paling tepat dari pemberian dosis 1 ke dosis selanjutnya. Dalam waktu 12 bulan, akan dilakukan 5 kali tes darah untuk melihat berapa lama respons imun bertahan.
"Walaupun sebagian besar anak-anak cenderung tidak terdampak oleh virus Corona dan cenderung tidak terdampak oleh infeksi, penting untuk menjaga keamanan dan respons imun terhadap vaksin pada anak-anak dan anak muda untuk melihat manfaat vaksin pada anak-anak," ujar Chief Trial Investigator Vaksin Oxford Profesor Andrew Pollard.
Biotec - Sinopharm
Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG), anak perusahaan Sinopharm, diklaim aman digunakan bagi anak usia 3 hingga 17 tahun. Vaksin ini diharapkan bisa segera disetujui pemerintah China sehingga bisa langsung digunakan.
Chairman CNBG Yang Xiaoming mengatakan, keamanan ini berdasarkan hasil data uji klinis yang telah dilakukan CNBG.
"Penggunaan vaksin dapat diperluas untuk mereka yang berusia antara tiga dan 17 tahun sebelum Maret,"
Menurutnya, anak-anak berusia tiga hingga lima tahun yang sistem kekebalannya masih berkembang, harus diawasi dengan cermat dan ketat selama vaksinasi.
Diketahui, CNBG memiliki dua vaksin Corona dalan uji klinis fase 3. Keduanya telah diizinkan untuk penggunaan darurat dan diberikan kepada kelompok prioritas terbatas yang berisiko tinggi terinfeksi.
Kandidat vaksin Corona Biotek Sinovac juga telah diizinkan untuk penggunaan darurat. Selain itu, vaksin yang dikembangkan oleh unit CNBG di Beijing adalah vaksin pertama yang disetujui di China untuk penggunaan bagi masyarakat umum pada akhir Desember 2020.
Belum jelas vaksin CNBG mana yang dirujuk Yang dalam komentarnya tentang uji klinis pada anak-anak dan remaja. Sebab baik Sinopharm maupun CNBG belum memberikan komentar.
Ketersediaan vaksin COVID-19 untuk anak-anak tentu berita yang ditunggu warga seluruh dunia. Jika anak-anak bisa mendapatkan vaksin, maka persentase orang yang mendapat vaksin otomatis meningkat.
Namun yang patut diingat, ketersediaan vaksin bukan berarti penerapan protokol kesehatan menjadi tidak penting lagi. Kendati jumlah orang yang mendapat vaksinasi sudah tinggi, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak tidak boleh kendor.