Jika vaksin corona sudah disuntikkan kepada orang dewasa dan lansia, di masa mendatang vaksinasi COVID-19 diharapkan bisa diberikan pada anak-anak dan bayi. Ini akan terwujud dari upaya yang dilakukan oleh produsen raksasa vaksin di dunia.
Salah satunya adalah Moderna yang akan melakukan uji coba pada anak-anak berusia 6 bulan hingga 11 tahun di Amerika Serikat dan Kanada.
Studi ini diharapkan dapat menjaring 6.750 anak sehat di Amerika Serikat dan Kanada. Moderna menolak untuk mengatakan berapa banyak yang sudah mendaftar atau menerima suntikan pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap anak dalam studi Moderna akan menerima dua suntikan, dengan jarak 28 hari. Studi ini akan memiliki dua bagian. Yang pertama, anak-anak berusia 2 tahun hingga kurang dari 12 tahun dapat menerima dua dosis masing-masing 50 atau 100 mikrogram. Mereka yang berusia di bawah 2 tahun dapat menerima dua suntikan 25, 50 atau 100 mikrogram.
Selain Moderna, Pfizer juga melakukan hal yang sama. Pfizer telah mulai menguji vaksin COVID-19 pada anak-anak di bawah 12 tahun. Peserta pertama uji coba adalah sepasang gadis kembar berusia 9 tahun yang diimunisasi di Duke University di North Carolina baru-baru ini.
Hasil dari uji coba diharapkan keluar pada paruh kedua tahun ini dan perusahaan berharap untuk memvaksinasi anak-anak yang lebih muda awal tahun depan, kata Sharon Castillo, juru bicara perusahaan farmasi tersebut.
Lebih berani lagi, produsen vaksin lainnya Johnson & Johnson berencana untuk menguji vaksin COVID-19 pada bayi dan bahkan bayi baru lahir, serta pada wanita hamil. Mereka juga melakukan usaha untuk uji coba pada orang-orang yang sistem kekebalannya terganggu.
Dengan begitu, bila uji coba tersebut dinyatakan aman dan berhasil, vaksin COVID-19 nampaknya di masa depan bukan hanya untuk orang dewasa saja melainkan anak-anak pun bisa menerimanya. Demikian dirangkum dari New York Times, Minggu (28/3/2021).
(ask/fay)