Efikasi Terbaru Vaksin AstraZeneca dan Implikasinya
Hide Ads

Masa Depan Vaksin Corona

Efikasi Terbaru Vaksin AstraZeneca dan Implikasinya

Tim detikINET - detikInet
Sabtu, 27 Mar 2021 18:43 WIB
Pembekuan Darah Terkait AstraZeneca Ditemukan Pada Perempuan di Bawah 55 Tahun
Vaksin AstraZeneca. Foto: ABC Australia
Jakarta -

Kehadiran AstraZeneca menuai polemik di banyak negara sampai-sampai penggunaannya pun ditangguhkan. Tapi seberapa efikasi vaksin COVID-19 yang berasal dari Inggris ini dan bagaimana implikasinya?

Vaksin ini merupakan hasil kolaborasi Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca. Pemerintah Inggris memberikan izin penggunaannya pada 30 Desember 2020 lalu.

Salah satu keunggulan vaksin AstraZeneca dapat disimpan pada suhu lemari es. Ini tentunya bakal memudahkan pendistribusiannya. Karena itu sebanyak 50 negara telah menyetujui menggunakan vaksin ini, termasuk Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bahkan vaksin ini diproyeksikan akan didistribusikan ke 145 negara melalui COVAX, program pengadaan vaksin bersama secara global oleh WHO.

Hanya saja banyak persoalan yang kemudian menghadang. Di Tanah Air, vaksin AstraZeneca dihadapkan persoalan haram dan halal. Sementara di negara lain banyak mempertanyakan efikasinya karena sejumlah laporan menyebut vaksin ini kurang ampuh melawan virus mutasi.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, ada pula yang menyebut vaksin AstraZeneca punya efek samping pembekuan darah setelah penyuntikan. Ditambah lagi dugaan peningkatan risiko pengentalan darah dan akurasi data uji coba.

Menjawab polemik tersebut, vaksin AstraZeneca memperbarui data uji coba ketiga vaksin Corona. Hasilnya vaksin tersebut 76% efektif mencegah kasus Corona bergejala. Mereka juga menyatakan vaksin 100% efektif mencegah penyakit parah karena COVID-19 dan rawat inap.

Efikasi vaksin tersebut menurun dibandingkan laporan awal yang sebelumnya menyebutkan efikasi mencapai 79% mencegah kasus bergejala.
Soal ini AstraZeneca mengatakan data yang didapat dari laporan awal berdasarkan interim report atau analisis sementara, yang akan terus diupdate hasilnya.

Dipaparkan lebih detail, dalam data uji coba ketiga yang diperbarui, ada 190 kasus bergejala, di lebih dari 32.000 relawan di AS, Chile dan Peru. Ada peningkatan sekitar 50 kasus bergejala, dibandingkan dengan kumpulan data yang dirilis sebelumnya.

Halaman selanjutnya: Efikasi turun, apa artinya?

Studi vaksin AstraZeneca terbaru juga menunjukkan vaksin lebih efektif pada pasien berusia 65 tahun ke atas dengan angka efikasi 85%, dari sebelumnya 80 persen.

Memang angka efikasi vaksin AstraZeneca terbaru yang mencapai 76% ini tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna yang dilaporkan memiliki efikasi 95 persen.

Pun begitu vaksin AstraZeneca tetap dipandang penting dalam mengatasi penyebaran Corona di seluruh dunia. WHO bahkan tetap menjagokan vaksin ini.

Tidak hanya karena terbatasnya pasokan vaksin saat ini, tapi juga karena vaksin AstraZeneca per dosisnya sangat murah, yakni hanya sekitar 15% dari harga vaksin BioNTech atau Moderna.

Logistiknya juga jauh lebih sederhana. Berbeda dengan vaksin berbasis RNA yang harus disimpan dalam suhu super dingin hingga minus 70°C, vaksin AstraZeneca bisa disimpan pada suhu kulkas biasa hingga enam bulan. Alhasil transportasi dan logistik vaksin bisa dilakukan di negara-negara yang tidak punya kapasitas instalasi super dingin.