China menerbangkan misi baru ke bulan. Wahana robotik Chang'e 5 telah sukses diluncurkan memakai roket Long March 5. Misinya istimewa, yaitu mencoba mengambil batu dari Bulan untuk dibawa kembali ke Bumi.
Misi mengambil batu dari Bulan untuk diteliti di Bumi sudah sangat lama tidak lagi dilakukan oleh negara manapun, meski beberapa rover telah mendarat di Bulan dengan tujuan hanya untuk melakukan penelitian di sana, bukan membawa bebatuan. Terakhir sekitar 40 tahun silam oleh misi antariksa Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Maka ambisi China adalah menjadi negara ketiga yang mampu melakukan hal tersebut. Teknologinya sangat kompleks, meliputi wahana orbiter, lander yang mendarat di Bulan dan dirancang dapat melakukan penggalian, kemudian meletakkan batu Bulan di semacam kapsul untuk kembali ke Bumi. Semuanya dikendalikan jarak jauh atau remote.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam program Apollo, AS mendaratkan 12 astronaut ke Bulan antara tahun 1969 sampai 1972 dan membawa 382 kilogram contoh batu dan permukaan Bulan. Sedangkan Uni Soviet berhasil melangsungkan 3 misi memakai wahana robotika untuk membawa batu dari satelit Bumi itu.
China sendiri sudah berpengalaman menjalankan misi ke Bulan, pertama kali mereka mendaratkan wahana di sana pada tahun 2013. Di tahun 2019, misi Chang'e 4 berhasil mendarat di sisi jauh Bulan, merupakan pertama kalinya ada negara yang melakukannya.
Chang'e 5 akan mendarat di lokasi bernama Mons Rumker, sebuah area vulkanis. Batu di lokasi ini menurut ilmuwan jauh lebih muda usianya dibandingkan batu yang lebih dulu diambil oleh AS dan Uni Soviet sehingga akan memberikan data penelitian yang berbeda.
"Misi ini menuju ke area di mana ada letusan gunung berapi di masa silam, kita ingin tahu kapan. Hal ini akan memberitahu kita soal sejarah magma dan thermal Bulan," kata Dr Katie Joy dari University of Manchester yang dikutip detikINET dari BBC.
(fyk/rns)