Tim ilmuwan di Meksiko baru saja menerbitkan deskripsi lima spesies baru tawon Darwin di jurnal ZooKeys. Salah satu spesies yang diteliti adalah tawon Stethantyx covida, yang dipelajari tim ilmuwan saat pandemi virus Corona.
Ilmuwan Andrey Khalaim dan Enrique RuΓz Cancino bersama Autonomous University of Tamaulipas (UAT) mengatakan 'covida' yang ada di nama tawon tersebut merujuk pada penyakit COVID-19, yang telah menyebabkan lebih dari satu juta kematian di seluruh dunia.
"Kami pikir itu adalah ide bagus untuk mengingat tahun yang luar biasa ini lewat nama salah satu spesies tawon Darwin yang luar biasa yang ditemukan di tujuh negara bagian Meksiko (termasuk Tamaulipas, tempat kampus UAT berada) dan Guatemala," tulis tim peneliti dalam keterangan resminya, seperti dikutip detikINET dari Cnet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stethantyx covida adalah satu dari 25.000 spesies yang masuk dalam famili tawon Darwin. Tawon ini berukuran kecil dengan panjang 3,5 mm. Tubuhnya didominasi warna gelap, dengan bagian badan dan kakinya memiliki warna coklat atau kuning.
Tawon Darwin adalah serangga parasit yang biasanya menyerang larva dan pupa kupu-kupu dan ngengat. Bahkan ada beberapa spesies yang bertelur di inang seperti telur laba-laba, dan bahkan laba-laba hidup.
Baca juga: Amoeba Pemangsa Otak Makan Korban! |
Famili tawon Darwin secara formal dikenal sebagai Ichneumonidae, tapi namanya kemudian terikat dengan naturalis Charles Darwin lewat surat yang ia tulis kepada ahli botanis Asa Gray pada tahun 1860.
"Saya tidak dapat meyakinkan diri saya sendiri bahwa Tuhan yang dermawan dan mahakuasa akan dengan saja menciptakan Ichneumonidae dengan maksud untuk membiarkan mereka mencari makan di tubuh ulat yang masih hidup, atau bahwa kucing harus bermain dengan tikus," tulis Darwin dalam suratnya.
(vmp/rns)