Sekitar 50 sampai 35 juta tahun silam, benua hilang yang dinamai Zealandia, tenggelam ke lautan. Hanya bagian kecil dari benua itu masih ada, yang sekarang adalah negara Selandia Baru.
Namun sebelum eksistensi manusia dan sebelum Zealandia lenyap, ada makhluk yang diduga banyak berkeliaran di sana, yaitu penguin purba. Penguin ini bahkan disebut-sebut sebagai nenek moyang dari seluruh penguin modern yang ada saat ini.
Pada Agustus silam, fosil berusia 3 juta tahun dalam kondisi yang bagus, ditemukan di salah satu pulau Selandia Baru. Ilmuwan kemudian mengidentifikasinya sebagai spesies penguin berjambul yang belum diketahui sebelumnya, dan dinamai sebagai Eudyptes atatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Penguin Purbakala Lebih Tinggi dari Manusia! |
"Eudyptes atatu memberikan informasi baru pada evolusi penguin dan menguatkan pentingnya Zealandia dalam evolusi burung laut," tulis ilmuwan di jurnal Paleontology World, seperti dikutip detikINET dari Mashable Asia.
Riset sebelumnya hanya mengidentifikasi eksistensi penguin berjambul di Selandia Baru sampai sekitar 7.000 tahun silam. Temuan fosil baru itu, yang jauh lebih lama usianya, kemudian disimpulkan sebagai petunjuk bahwa Zealandia merupakan lokasi nenek moyang penguin.
"Kami mengajukan bahwa Selandia Baru (sebagai bagian Zealandia) sepertinya tempat di mana nenek moyang paling awal semua penguin berhambul dan juga nenek moyang seluruh penguin," kata Daniel Thomas, ahli satwa dari Massey University.
Mereka berteori bahwa para penguin berada di benua Zealandia ketika permukaannya masih berada di atas laut. Tubuh mereka jauh lebih besar, tingginya sekitar 172 centimeter yang berarti lebih tinggi dari sebagian manusia pada saat ini.
Pada saat ini pun, Selandia Baru memiliki 12 spesies penguin, paling banyak dibandingkan negara manapun. Kemudian lebih dari sepertiga dari 80 spesies asli sana tidak ditemukan pula di wilayah lain.
(fyk/afr)