Hal ini membuatnya mendorong kembali pencarian terhadap planet kesembilan, atau kerap disebut juga sebagai Planet 9, Planet Nine, maupun Planet X. Itu adalah sebutan bagi planet yang berada jauh di luar Pluto atau bisa dibilang di ujung Tata Surya.
Pencarian terhadap planet kesembilan itu sendiri mulai menjadi topik hangat sejak 2012 lalu. Hal tersebut disebabkan oleh Scott Sheppard dari Carnegie Institution for Science yang menemukan VP113, objek serupa TG387.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pada 2016, sepasang peneliti dari Caltech, Mike Brown dan Konstantin Batygin memperkirakan ada planet dengan massa 10 kali Bumi yang mengorbit Matahari jauh di luar Neptunus. Mereka memprediksi butuh waktu 10.000 sampai 20.000 tahun bagi objek tersebut untuk menyelesaikan satu putarannya terhadap pusat Tata Surya itu.
Brown dan Batygin pun menyebutnya sebagai Planet 9, walaupun sebutan Planet X lebih sering digunakan. Temuan serupa juga diungkapkan oleh NASA.
Tahun lalu, badan antariksa Amerika Serikat tersebut mengatakan bahwa kemungkinan munculnya planet kesembilan dalam sistem tata surya semakin mendekati kenyataan. Mereka mengklaim telah menyimpan banyak bukti yang semakin memperkuat pernyataan tersebut.
Salah satunya adalah pengaruh aneh terhadap Sabuk Kuiper, sebuah wilayah di Tata Surya yang berada di sekitar orbit Neptunus. Menurut NASA, pengaruh aneh itu berasal dari planet tersebut, yang dicurigai 'mengintai' dari kejauhan.
Diperkirakan, planet ini memiliki 10 kali massa Bumi, serta lokasinya 20 kali lebih jauh dibanding jarak antara Matahari dengan Neptunus, yang notabene merupakan planet terluar dalam sistem Tata Surya. Sehingga disimpulkan kalau suhu di planet tersebut sangat dingin.
Saat ini, terdapat 14 objek batuan di Tata Surya yang memiliki pola orbit serupa, termasuk di dalamnya TG287 dan VP113. Orbitnya sangat panjang dan bergerak dengan arah yang sama.
"Tiap kali kami menemukan satu lagi objek kecil ini, hal tersebut akan mengantarkan kami mencari di mana planet yang lebih besar berada," ujar Sheppard, sebagaimana detikINET kutip dari The Verge, Rabu (3/10/2018).
Meski begitu, temuan planet kesembilan atau Planet X dianggap masih jauh di depan. Hal tersebut diungkapkan oleh Michele Bannister, ahli astronomi dari Queen's University Belfast, Irlandia Utara.
"Kita tidak punya koleksi objek ini dalam jumlah banyak. Saya akan sangat senang jika kita punya puluhan, tapi saat ini hanya ada dalam jumlah kecil," katanya.
Walau demikian, ia mengakui bahwa temuan TG387 sangat penting. Menurutnya, itu merupakan objek yang dibutuhkan dalam memahami sejarah dari Tata Surya.
(mon/krs)