Travis Kalanick kala mendatangi bursa saham New York Stock Exchange menjelang Initial Public Offering atau IPO perusahaan yang dibesarkannya, Uber. Foto: Getty Images
Uber ia dirikan bersama rekannya, Garret Camp pada Maret 2009 atau 10 tahun yang lampau. Semua berawal pada tahun 2008, saat Kalanick dan Camp menghadiri konferensi teknologi LeWeb di Paris untuk mencari ide. Salah satunya adalah aplikasi penyewaan mobil. Foto: Getty Images
Sekembalinya ke San Francisco, Kalanick sudah agak melupakan ide penyewaan mobil itu, tapi tidak dengan Camp. Ia terobsesi dengan ide itu, kemudian membeli nama domain UberCab.com. Camp berhasil meyakinkan Kalanick kalau mereka akan berhasil. Dan begitulah, Uber akhirnya meraksasa. Foto: Bizjournals
Kalanick dikenal sebagai sosok blak-blakan. Ia pernah menyerang industri taksi. Travis pernah menilai industri taksi terlalu proteksionis. Protes yang menimpa Uber menurutnya bukan disebabkan sopir taksi melainkan perusahaannya."Perusahaan taksi memilih tidak berkompetisi sama sekali dan suka begitu begitu saja," jelasnya. Foto: Getty Images
βKami ingin menuju poin di mana menggunakan Uber itu akan lebih murah dibandingkan memiliki sebuah mobil. Menjadi tansportasi yang dapat diandalkan seperti air mengalir,β sebut dia suatu ketika. Foto: GettyImages
Bersama kekasihnya. Sayang pada tahun 2017, Kalanick mengundurkan diri dari jabatan CEO Uber. Kalanick diketahui mundur karena tekanan dari investor Uber. "Saya menerima permintaan para investor untuk mundur, sehingga Uber bisa terus maju, ketimbang terganggu oleh perselisihan lain," ujarnya. Penggantinya adalah Dara Khosrowshahi. Foto: Istimewa
Pria yang selalu parlente ini masih menempati jabatan di direksi Uber. Sikapnya yang kadang kurang menyenangkan kala itu terekspos ke publik. Seperti pernah menulis panduan hubungan seks para karyawan Uber dan marah-marah pada sopir Uber yang memprotes perubahan tarif. Foto: Getty Images
Sebagai perusahaan, Uber juga waktu itu banyak disorot. Mereka kena kasus gugatan teknologi mobil otonom oleh Google, lingkungan kerja yang kurang ramah wanita sampai mengimplementasikan teknologi agar mobil Uber lolos dari kejaran aparat. Foto: Bizjournals
Bagaimanapun, Kalanick mau bertanggungjawab dan rela melepas kedudukannya sebagai CEO. Dan ia cukup berjasa menjadi pelopor industri ride sharing hingga sebesar sekarang. Foto: Getty Images
Tak heran meski bukan lagi sosok kunci, Kalanick tetap datang menyaksikan perusahaan yang dilahirkannya akhirnya menuai kejayaan dengan menjadi perusahaan publik bernilai sekitar USD 75 miliar. Foto: Getty Images
Kedatangannya tetap menjadi perhatian luas dan jadi sorotan media. Foto: Getty Images
Kalanick datang bersama sang ayah, Donald Kalanick. Ia memang dikenal sangat mengutamakan keluarga. Foto:Β Reuters
Pria yang selalu tampil parlente ini pun tambah kaya raya. 8,6% kepemilikan sahamnya di Uber kini bernilai sekitar USD 5,3 miliar setelah perusahaan tersebut melantai di bursa. Angka tersebut setara dengan Rp 76 triliun. Foto: Getty Images
"Pertahankan prinsipmu dan nyamanlah dengan konfrontasi. Sangat sedikit orang yang begitu," begitulah salah satu prinsip hidupnya. Foto: Getty Images