Ternyata cukup banyak orang termakan hoax bahwa jaringan 5G dapat menyebarkan virus corona COVID-19. Bahkan di Inggris, total 77 BTS rusak karena dibakar sejak serangan yang berlangsung awal April.
"Saat ini serangan per hari memang sudah sangat rendah akan tetapi juga belum sepenuhnya berhenti," kata juru bicara Mobile UK yang mengumpulkan data tersebut.
Bahkan tak hanya menyasar BTS, pegawai perusahaan telekomunikasi pun terkena getahnya. Ada sekitar 40 pegawai di sebuah operator Inggris diserang secara verbal maupun fisik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah seorang insiyur ditusuk dan harus dirawat di rumah sakit," kata CEO British Telecom, Philip Jansen yang dikutip detikINET dari CNet.
Tidak hanya di Inggris, laporan BTS dibakar juga muncul di Kanada dan Belanda. Tidak semua BTS itu sudah memancarkan 5G karena memang jaringan generasi baru itu belum diluncurkan secara luas.
Hoax 5G menyebarkan COVID-19 ini banyak bermunculan di media sosial seperti YouTube, Facebook dan Twitter. Padahal klaim ini sudah terbukti salah karena gelombang radio tidak bisa menciptakan virus.
National Medical Director NHS Stephen Powis belum lama ini mengatakan konspirasi dan hoax tentang 5G tidak memiliki landasan ilmiah dan justru mengancam upaya tenaga kesehatan untuk menangani pandemi ini.
"Cerita 5G ini merupakan omong kosong, jenis berita palsu yang paling buruk. Kenyataannya adalah jaringan mobile ini sangat penting bagi kita semua," kata Powis.
"Ini adalah jaringan mobile yang digunakan oleh layanan gawat darurat dan tenaga medis dan saya sangat marah, sangat kesal karena orang-orang menyerang infrastruktur yang kita butuhkan untuk merespon terhadap emergency kesehatan ini," sambungnya.
(fyk/fay)