Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memotret penampakan Gunung Anak Krakatau pasca-erupsi yang terjadi akhir pekan kemarin. Gunung Anak Krakatau tersebut dipotret dari luar angkasa.
Memanfaatkan satelit nasional LAPAN A2/LAPAN-ORARI, terlihat dengan jelas gunung yang ada di wujud visual dari Selat Sunda itu. Adapun, LAPAN mengabadikan penampakan Gunung Anak Krakatau terbaru pada 11 April pukul 10.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan resolusi spasial 3,5 meter dan luas cakupan 7 x 7 km, hasil citra satelit itu memperlihatkan abu dan asap letusan Gunung Anak Krakatau yang mengarah ke sisi utara.
LAPAN menyebutkan bila dilihat secara visual dari citra satelit tersebut, tak ada perubahan Gunung Anak Krakatau meski baru saja meluapkan abu vulkaniknya.
![]() |
"Secara visual lokasi sumber asap yang menandakan posisi kawah masih sama dengan pada saat sebelum terjadi letusan tanggal 10 April 2020. Hal ini menunjukkan letusan tanggal 10 April 2020, tidak menyebabkan perluasan kawah secara signifikan," tutur LAPAN dalam keterangannya.
Lembaga antariksa nasional ini juga mengungkapkan batas kedangkalan perairan di sekitar gunung terlihat dari warna perairannya yang lebih terang dengan batas putih kecoklatan memanjang di sisi barat laut hingga selatan gunung.
LAPAN juga memanfaatkan citra satelit Himawari 8 untuk melihat arah dari debu vulkanik Gunung Anak Krakatau sesaat telah meletus.
Berdasarkan citra termal resolusi spasial rendah dari satelit Himawari 8, letusan yang terjadi pada pukul 23.10 WIB tanggal 10 April radiasi panasnya berhasil direkam. Dari data citra satelit itu juga menunjukan kalau abu vulkanik bergerak ke arah barat daya menuju Pulau Sumatera bagian selatan.
"Berdasarkan informasi dari @vulkanologi_mbg, erupsi telah terjadi mulai pukul 22.35 WIB (10 April 2020). Citra termal satelit Himawari hanya mampu menangkap kejadian erupsi yang secara temperatur berpengaruh besar pada lingkungan sekitar dan mempunyai dimensi yang luas," tutur LAPAN.
(agt/afr)