Facebook dan Twitter Razia Akun 'Pendukung' Donald Trump
Hide Ads

Facebook dan Twitter Razia Akun 'Pendukung' Donald Trump

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 23 Des 2019 20:46 WIB
Ilustrasi Facebook. Foto: Carl Court/Getty Images
Jakarta - Facebook dan Twitter mematikan jaringan yang memiliki puluhan juta akun 'pendukung' Presiden AS Donald Trump.

Setidaknya ada 55 juta akun palsu yang dirazia oleh Facebook dan Twitter. Semua akun ini dipakai untuk menyebarkan pesan berisi dukungan terhadap Presiden Trump yang dimakzulkan oleh DPR AS.

Akun-akun palsu ini 'menyamar' sebagai warga AS dan menggunakan foto profil yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Senin (23/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Facebook menyebut akun-akun yang mereka razia itu terhubung dengan perusahaan media berbasis di AS bernama The BL, yang disebut terkait dengan Epoch Media Group. Perusahaan yang sama sebelumnya sudah santer terdengar karena terlibat dalam penyebaran pesan dukungan terhadap Trump di Facebook dan Twitter.


Epoch sendiri terhubung ke Falun Gong, komunitas spiritual dari China yang mengalami persekusi dari pemerintahan China. Epoch sendiri menepis tudingan adanya hubungan antara mereka dengan The BL, meski Facebook punya alasannya sendiri dalam melontarkan tudingan tersebut.

"Dengan segala hormat kepada pemilik Epoch Times, ia mungkin tidak mengetahui kalau eksekutif di The BL adalah admin aktif di Epoch Media Group Pages yang pagi ini akunnya dideaktivasi dan The BL ikut dihapus," ujar juru bicara Facebook.

Facebook juga menuliskan banyak akun palsu yang dipakai dalam kampanye tersebut mempunyai foto profil palsu, dan kelihatannya dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Akun-akun tersebut memposting konten ke Facebook dan mengaku sebagai warga AS.

Facebook menghapus 610 akun, 89 laman Facebook, 156 grup, dan 72 akun Instagram yang terhubung ke organisasi tersebut. Akun-akun tersebut mempunyai 55 juta akun mengkuti salah satu laman Facebook tersebut, dan 92 ribu mengikuti setidaknya salah satu akun Instagram tersebut.


Organisasi tersebut, menurut Facebook, menghabiskan hampir USD 9,5 juta untuk biaya iklan.

"The BL kini sudah diblokir dari Facebook. Kami akan terus melanjutkan investigasi terhadap semua jaringan yang terhubung, dan akan mengambil langkah yang diperlukan jika mereka terbukti melakukan aksi penipuan," ujar Nathaniel Gleicher, Head of Security Policy Facebook.


(asj/asj)