Google telah bekerja sama dengan tujuh organisasi perlindungan lingkungan membangun Wildlife Insights yang memudahkan orang melihat spesies-spesies di beberapa tempat termasuk di antaranya di Bukit Barisan. Ternyata hal ini mendapat perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengenai kekhawatiran terjadinya pemburuan.
Tanya Birch, Program Manager Google Earth Outreach pun memberikan tanggapannya dan mengatakan bahwa pihaknya tentunya sudah memahami hal tersebut. Ia mengatakan Wildlife Insights berkomitmen pada keterbukaan data akan tetapi pihaknya juga sadar bahwa menyebutkan lokasi spesies tertentu dapat meningkatkan risiko ancaman bagi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya, kami tidak akan mengungkap sampel lokasi spesies terancam (endangered) atau spesies yang termasuk dalam daftar CITES, yang diburu untuk tujuan komersial dan tidak memiliki mekanisme perlindungan yang dapat diverifikasi," kata Tanya, Jumat (20/12/2019).
"Daftar spesies sensitif dibuat dan dikelola oleh Wildlife Insights berdasarkan praktik terbaik dan mungkin diperbarui dari waktu ke waktu," ujarnya.
Wildlife Insights adalah kecerdasan buatan besutan Google dan Conservation International untuk membantu mengatasi masalah konservasi hewan liar. Wildlife Insights menggunakan AI dan Google Cloud dengan tujuan para ahli satwa dan siapa pun di dunia dapat mengawasi lebih dari 4,5 juta hewan di alam liar tanpa menganggu habitat aslinya.
(ask/fay)