Xiaomi melaporkan kinerja keuangan terkonsolidasi pada kuartal ketiga 2019 dengan peningkatan revenue 5,5% year-on-year (Y0Y) ke angka RMB 53,7 miliar. Meski melampaui prediksi analis, pertumbuhan pendapatan itu disebut sebagai yang paling kecil dibandingkan sebelumnya.
Meski demikian, profit Xiaomi meningkat cukup pesat di angka RMB 3,5 miliar atau di kisaran Rp 70 triliun. Itu adalah peningkatan 20,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Xiaomi Mulai Tebar Ancaman di Eropa |
Total net profit yang sudah dicapai pada tiga kuartal terakhir adalah RMB 9,2 miliar, berarti telah melampaui net profit yang diraih pada periode yang sama pada tahun lalu.
Dikutip detikINET dari Reuters, salah satu penyebab perlambatan adalah performa Xiaomi di China yang belakangan kurang bersinar. Huawei menguasai pasar China karena rasa nasionalis penduduk meningkat di tengah tekanan berat Amerika Serikat pada perusahaan itu.
Menurut Xiaomi, performa keuangan yang baik itu dicapai antara lain karena optimalisasi pada portofolio produk, posisi yang kuat di segmen mid-to-high dan keuntungan dari strategi multi-brand, serta peningkatan revenue yang luar biasa dari lini bisnis Xiaomi di luar negeri.
"Adapun penjualan smartphone Xiaomi telah mencapai 32,10 juta unit dan perusahaan berada di urutan keempat dunia untuk kategori smartphone shipment, berdasarkan data Canalys," sebut Xiaomi dalam keterangannya.
"Xiaomi telah mencapai kemajuan yang berkelanjutan dengan hasil yang memuaskan berkat perluasan basis pengguna sejak kami mengadopsi strategi dual-engine smartphone+AIoT," kata Lei Jun, Pendiri dan CEO Xiaomi.
Baca juga: 5 Smartphone Paling Unik di 2019 |
"Dengan cash flow yang sehat dan stabil serta profit yang telah diraih, kami siap menangkap dan merespons peluang besar yang tersedia di pasar melalui pengadopsian teknologi 5G dan berencana meluncurkan setidaknya 10 model smartphone 5G pada 2020," tambah dia.
(fyk/rns)