"Pembatasan perdagangan terkini oleh Jepang telah memicu kekhawatiran soal gangguan produksi di perusahaan-perusahaan kami, yang akan berujung pada ancaman jaringan suplai global," cetusnya yang dikutip detikINET dari South China Morning Post.
Menurutnya, Seoul lebih memilih penyelesaian secara diplomatik. Meski demikian, Korsel tidak akan tinggal diam jika tidak ada solusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Netizen Korsel Ramai Serukan Boikot Jepang |
"Jika kerusakan nyata muncul pada perusahaan-perusahaan Korsel, pemerintah harus mengambil tindakan balasan yang diperlukan. Saya tak ingin hal itu terjadi," tandas Moon.
"Saya menyarankan Jepang membatalkan pembatasan dan meminta pembicaraan jujur antara kedua negara. Saya harap Jepang kembali pada prinsip perdagangan bebas," tambahnya.
Seperti diketahui, Jepang memperketat izin ekspor 3 material di mana mereka adalah produsen dominan. Yakni photoresist yang dipakai di industri semikonduktor, hydrogen fluoride yang penting dalam proses pembuatan chip dan fluorinated polymides yang digunakan di layar smartphone.
Izin pada pemerintah bisa sampai 90 hari yang mempersempit ruang gerak bisnis perusahaan semacam Samsung, LG, sampai SK Hynix yang membutuhkan material itu.
Vice Chairman Samsung Jay Y Lee pun menyambangi Jepang untuk coba memperbaiki situasi. Di Jepang, Lee dikabarkan berdiskusi dengan para pemimpin bisnis terkait untuk mendiskusikan masalah yang terjadi.
Samsung Electronics adalah produsen semikonduktor memory terbesar di dunia. Chip buatan mereka mencakup 20% ekspor Korea Selatan.