Sama seperti Huawei, para lembaga itu tidak dapat membeli komponen AS tanpa persetujuan pemerintah. Intinya, pemerintah AS membatasi perusahaan China dalam mendapatkan akses teknologi mereka seiring memanasnya perang dagang.
Dikutip detikINET dari Reuters, perusahaan Sugon, Wuxi Jiangnan Institute of Computing Technology, Higon, Chengdu Haiguang Integrated Circuit dan Chengdu Haiguang Microelectronics Technology dimasukkan dalam daftar hitam karena mengembangkan komputer super untuk militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Departemen Perdagangan AS, Wuxi Jiangnan Institute of Computing Technology dimiliki oleh militer China. Misi mereka adalah untuk mendukung modernisasi militer Negeri Tirai Bambu.
Tahun 2015, AS sudah memasukkan National University of Defense Technology (NUDT) karena memanfaatkan prosesor dan perangkat lain asal AS untuk mendayai komputer super yang diyakini mendukung simulasi nuklir serta aktivitas militer.
Negara seperti AS, China, Uni Eropa dan Jepang memang mengembangkan komputer super dengan kemampuan dashyat. Maka tak heran jika AS ingin menghambat China di bidang ini.
Maret lalu, grup yang dipimpin pemerintah AS bermitra dengan Intel dan pembuat komputer super Cray Inc untuk membuat komputer tercepat di dunia pada tahun 2021. Tujuannya untuk mendukung simulasi senjata nuklir dan penelitian lain. Biayanya dianggarkan USD 500 juta demi komputer dengan kemampuan kalkulasi 1.000.000.000.000.000.000 per detik.