Pada kesempatan ini, VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo menunjukan kebolehan dari layanannya ini saat berada di bawah terowongan. Untuk mengukurnya, Munir menggunakan aplikasi NetVelocity.
Baca juga: Smartfren Uji Coba Layanan di MRT Jakarta |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lalu, ketika berada di luar terowongan, tepatnya di stasiun Lebak Bulus, kecepatan internet Smartfren lebih kecil. Untuk download 35,72 Mbps, upload 11,01 Mbps, dan latency 29 ms.
"Ini karena waktu di terowongan itu tidak banyak yang menggunakan jaringan Smartfren jadi lebih kenceng dibandingkan dengan yang tadi," jelas Munir di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Sejauh ini, Smartfren baru tahap uji coba atau trial dalam menyediakan layanan mereka di jalur MRT Jakarta. Di sisi lain, anak perusahaan Sinar Mas ini terus melakukan negosiasi dengan Tower Bersama Group selaku penyedia sarana telekomunikasi di transportasi terbaru ibu kota ini.
Baca juga: Jangan Sampai Jalur MRT 'Fakir Sinyal' |
Untuk melayani para penumpang MRT Jakarta, Smartfren memasang 4 BTS, khusus di terowongan. Smartfren mengklaim masing-masing BTS itu dapat menampung 2.000 pelanggan secara bersamaan dan tidak akan lemot saat menggunakan jaringannya.
Sedangkan secara keseluruhan total ada 10 BTS yang dipakai oleh Smartfren kepada pelanggan yang menggunakan MRT Jakarta ini.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menyebutkan bahwa pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap trafik layanannya di jalur ini. Nantinya dalam monitoring tersebut, Smartfren bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki.
"Kita terus lakukan monitor, stabil enggak, apa yang menyebabkan turun, ketika kereta lewat bagaimana, itu semua akan kita lakukan. Harapannya terus nyala (layanan dari Smartfren)," ungkap Merza.
(agt/krs)