Hal ini dikarenakan regulator AS yang sedang menyusun proposal untuk melarang penjualan chip dan komponen teknologi kepada perusahaan China seperti Huawei dan ZTE. Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei pun telah menyiapkan strategi untuk mempersiapkan perusahaannya dari serangan AS tersebut.
"Kami akan memproduksi produk alternatif sendiri. Yang tidak terkait dengan kepentingan Amerika Serikat," ujar Ren saat wawancara dengan media Jepang, dikutip detikINET dari Nikkei, Senin (21/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ren kemudian mengatakan bahwa perusahaannya tidak akan bernasib sama dengan saudara senegaranya, ZTE. ZTE sempat dilarang menggunakan teknologi AS pada bulan April 2018 karena melarang aturan embargo yang diterapkan AS kepada Iran dan Korea Utara. Pelarangan ini kemudian dicabut pada bulan Juli 2018.
Menurut Ren, jika Huawei menerima hukuman seperti yang ZTE terima, ia memperkirakan dampaknya tidak akan terlalu besar bagi perusahaannya.
Huawei saat ini telah mengucurkan dana miliaran dolar untuk program riset dan pengembangan (research and development/R&D) lewat divisi HiSilicon Technologies. Dengan divisi ini, Huawei berhasil mengembangkan sendiri chip mereka dan tidak lagi bergantung kepada supplier asing seperti Qualcomm, Intel dan Nvidia.
Tonton juga video 'Huawei Gandeng Lazada Pasarkan Y7 Pro 2019':