Salah satu universitas tertua di dunia yang berada di Inggris itu mendasari keputusannya terkait dengan kekhawatiran publik dalam beberapa bulan terakhir seputar kemitraan pemerintah Inggris dengan Huawei.
Inggris belum secara resmi melarang operator di negaranya untuk menggunakan perangkat dari Huawei. Tetapi Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson dan anggota parlemen lainnya telah menyatakan kekhawatiran dengan peran Huawei dalam proyek 5G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Universitas Oxford sendiri saat ini memiliki dua proyek yang sedang berjalan dan didanai oleh Huawei. Sebelum isu kekhawatiran muncul, kedua proyek itu telah disetujui dengan total dana sebesar 692 ribu Poundsterling (Rp 12,7 miliar).
"Kami berharap masalah ini dapat segera diselesaikan dan kami akan memperhatikan kesediaan Huawei untuk meyakinkan pemerintah tentang peran dan kegiatannya," kata juru bicara Universitas Oxford dalam keterangan resminya, seperti dikutip detikINET dari The Guardian, Jumat (18/1/2019).
"Universitas akan terus melanjutkan kontrak riset yang telah ada, di mana pendanaan dari Huawei telah diterima atau dipergunakan," sambungnya.
Universitas Oxford tidak melarang mahasiswanya yang ingin tetap berhubungan dengan Huawei. Tapi mereka menyarankan agar mahasiswanya tidak mendiskusikan informasi yang bersifat rahasia.
Baca juga: AS Lancarkan 'Serangan' Baru ke Huawei |
Keputusan ini datang hanya sehari setelah Jaksa Penuntut Federal Amerika Serikat menuduh Huawei mencuri rahasia milik perusahaan AS dan menyalahgunakan teknologi milik mitra mereka.
Sementara itu, Huawei mengaku belum tahu mengenai keputusan Universitas Oxford dan masih menunggu penjelasan secara terperinci.
"Sebagai perusahaan teknologi yang dimiliki karyawan, dengan rekam jejak yang kuat dalam R&D kami percaya bahwa keputusan kemitraan harus, seperti riset, berbasis dengan bukti," kata juru bicara Huawei.
(vim/krs)