"Sebagai ayah Meng, aku sangat merindukannya," ujar Ren seperti dilansir dari laman Financial Times, Rabu (16/1/2019).
"Saya percaya sistem hukum Kanada dan Amerika Serikat terbuka, adil dan jujur. Setelah semua bukti yang dibuat terbuka, kita harus bergantung pada keputusan pengadilan, dan vonis adil yang mengikuti," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mereka mempublikasi bukti, maka saya dapat menebak apakah itu karena Meng adalah putri saya atau tidak," kata Ren.
Ren sempat blak-blakan soal hubungannya dengan Meng. Dia mengaku akrab dengan putrinya tapi tidak sangat dekat. Lantaran sejak Meng kecil, Ren harus bergabung dengan militer.
"Selama 11 bulan dalam setahun, saya tidak bersama anak-anak saya. Saat satu bulan saya kembali ke rumah, mereka harus pergi ke sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah setelah makan malam. Jadi hubungan kami selama masa kanak-kanak dan masa remaja mereka tidak cukup dekat," ungkap pria berusia 74 tahun itu.
Semua itu berlanjut ketika dirinya di Huawei. Waktunya lebih banyak habis untuk berjuang demi kelangsungan perusahaannya.
"Saya menghabiskan 16 jam sehari di kantor dan pada dasarnya tidak punya waktu untuk keluarga. Saya hampir tidak ada untuk ketiga anak saya. Terutama putri bungsu saya, saya bahkan lebih jauh darinya. Jadi yang bisa saya katakan adalah, sebagai seorang ayah, saya merasa berhutang pada mereka," pungkas Ren. (afr/krs)