Keberhasilan itu pun mendorong China untuk mengejar misi yang lebih ambisius, yaitu mengirimkan astronot ke Bulan. Hingga saat ini, baru Amerika Serikat yang berhasil melakukan misi berawak dan mendaratkan astronot di satelit alami Bumi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir yang akan kita lihat adalah lebih banyak orang, durasi tinggal yang lebih lama, atau mungkin mendarat di kutub -- sesuatu yang membuat orang-orang berkata, 'Wow! Itu tidak hanya meniru apa yang telah orang lain lakukan,'" ujar Cheng seperti dikutip detikINET dari Space, Senin (7/1/2019).
"Saya dapat membayangkan pendaratan berawak di sisi terjauh Bulan, walaupun itu merupakan sesuatu yang sangat berisiko," sambungnya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa kemungkinan lain adalah mengirimkan astronot wanita pertama ke Bulan. Sebelumnya, 12 astronot dari program Apollo yang menjejakkan kaki di Bulan dari tahun 1969 hingga 1972 kesemuanya merupakan laki-laki. Tidak ada pula yang berdiam di permukaan Bulan lebih dari 75 jam.
Otoritas China memang telah mendiskusikan rencana untuk membangun koloni di Bulan dan juga mengirimkan astronot menuju Mars. Tapi hingga saat ini rencana tersebut masih belum resmi.
"China masih bekerja menurut rencana lima tahun. Dan kita belum melihat indikasi bahwa rencana lima tahun selanjutnya -- 2021 hingga 2025 -- melibatkan misi berawak ke Bulan," jelas Cheng.
Cheng pun memperkirakan China akan mulai menjejaki Bulan antara periode tahun 2031 hingga tahun 2035. Ia pun mengatakan bahwa China tidak terburu-buru untuk mengalahkan AS, yang juga ingin kembali ke Bulan, karena itu merupakan program jangka panjang untuk pengembangan yang berkelanjutan.
(vim/krs)