Pendiri WhatsApp Serukan #deletefacebook
Hide Ads

Pendiri WhatsApp Serukan #deletefacebook

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 21 Mar 2018 11:25 WIB
Foto: Facebook
Jakarta - Facebook seakan diterpa 'badai' yang tak habis-habisnya. Saat sedang terseret kasus penyalahgunaan data 50 juta penggunanya, kini jejaring sosial ini harus menghadapi seruan untuk menghapus Facebook yang digaungkan oleh pendiri WhatsApp.

Brian Acton, pendiri WhatsApp bersama Jan Koum, menulis sebuah kicauan mengenai Facebook. Dalam cuitannya, dia mengatakan, ini adalah saat yang tepat untuk 'memboikot' jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.

"Sudah saatnya," tulisnya singkat, dengan disertai tagar #deletefacebook. Acton pun terlihat sudah tidak memiliki akun Facebook pribadinya. Sejumlah netizen yang membalas cuitan tersebut pun mengaku bahwa mereka juga sudah menghapus akun Facebook miliknya, bahkan ada yang mengatakan telah melakukannya sejak lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saksikan video 20Detik untuk melihat seruan #deletefacebook di sini:

[Gambas:Video 20detik]



Masih belum jelas apa yang mendasari Acton mengunggah cuitan tersebut. Padahal seperti diketahui, Facebook adalah perusahaan yang membeli WhatsApp. Yang jelas, Acton pun diketahui sudah meninggalkan WhatsApp.

Berbeda dengan Koum yang masih setia di sana, dan lebih memilih untuk melakukan investasi sebesar USD 50 juta kepada Signal yang merupakan sebuah platform private messenger independen.

Hal ini tentu semakin menambah derita krisis Facebook setelah jejaring sosial ini tertimpa isu mengenai penyalahgunaan data. Sebelumnya diberitakan, penyalahgunaan data Facebook ini dilakukan oleh Cambridge Analytica yang bertujuan memenangkan kampanye Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Ini bukan pertama kalinya seruan untuk menghapus Facebook menyeruak. Sebelumnya, sejumlah mantan bos Facebook juga sempat menggaungkan ajakan untuk meninggalkan jejaring sosial tersebut.

Salah satunya hadir dari Chamath Palihapitiya, mantan Head of Growth Facebook. Tahun lalu, ia mengatakan bahwa Facebook dapat menyebabkan masalah karena platform tersebut bisa merusak tatanan sosial dalam lingkup masyarakat, sebagaimana detikINET kutip dari The Verge, Rabu (21/3/2018).


(rns/rns)