Invasi Rusia, Warga Ukraina Download Signal Ketimbang WhatsApp
Hide Ads

Invasi Rusia, Warga Ukraina Download Signal Ketimbang WhatsApp

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 01 Mar 2022 07:45 WIB
A woman looks at her mobile phone in a hotel underground parking turned into a bomb shelter during an air raid alert in Kyiv, Ukraine, Sunday, Feb. 27, 2022. Terrified men, women and children sought safety inside and underground, and the government maintained a 39-hour curfew to keep people off the streets as more than 150,000 Ukrainians fled to neighboring countries and the United Nations warned the number could grow to 4 million if fighting escalates.(AP Photo/Vadim Ghirda)
Invasi Rusia, Warga Ukraina Download Signal Ketimbang WhatsApp. Foto: AP Photo/Vadim Ghirda
Jakarta -

Menghadapi situasi sulit di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Warga Ukraina tetap berusaha berkomunikasi, salah satunya dengan memburu aplikasi Signal.

Signal yang merupakan aplikasi pesan instan ini menawarkan pesan terenskripsi secara end-to-end diklaim lebih bagus dari WhatsApp.

Lonjakan penggunaan Signal ini bersamaan dengan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Terkini, perang Rusia dan Ukraina masih bergejolak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Fakta tersebut diketahui dalam cuitan Matthew Prince, salah satu pendiri dan CEO Cloudflare, perusahaan infrastruktur internet terkait informasi unik yang terjadi di balik internet.

"Melonjaknya penggunaan Signal (aplikasi pesan) di Ukraina dalam 24 jam terakhir. Lebih kecil, tetapi peningkatan signifikan pada penggunaan Telegram juga," kata Prince.



Sedangkan, aplikasi WhatsApp yang ditandai dengan garis warna merah, tampak tidak ada perubahan sama sekali dibandingkan Signal ataupun Telegram yang paling banyak dipakai di Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari kelima. Militer Ukraina menyebutkan pasukan Beruang Merah mulai memperlambat serangannya, namun masih terlibat pertempuran dalam upaya menguasai sejumlah wilayah Ukraina.

Signal didirikan salah satunya oleh mantan pendiri WhatsApp, Brian Acton. Bekal pengalaman dan strategi yang dilancarkan Acton membawa Signal kini bersaing dengan WhatsApp dan Telegram.

Popularitas Signal memang melonjak sejak diluncurkan pada tahun 2014. Signal menjadi aplikasi messaging pilihan bagi pengguna yang ingin mencari privasi tambahan yang tidak disediakan oleh aplikasi lain seperti WhatsApp.

Signal juga menyediakan layanannya secara gratis dan tidak memasang iklan seperti Telegram. Untuk mendukung operasionalnya, Signal belum lama ini meluncurkan program donasi yang mengandalkan sumbangan dari pengguna.

Sayang, Signal baru saja ditinggalkan oleh Moxie Marlinspike yang juga pendiri layanan tersebut. Posisi CEO perusahaan kini diisi sementara oleh Brian Acton.

Simak Video "Presiden Ukraina Dulu Pelawak, Sekarang Hadapi Perang"

Simak Video 'Sekjen PBB soal Krisis di Ukraina: Hentikan Pertempuran!':

[Gambas:Video 20detik]



(agt/afr)