Pemadaman siaran TV analog dan dialihkan ke TV digital sudah dilakukan. Namun, masyarakat miskin masih banyak yang belum menerima bantuan set top box (STB) gratis dan masyarakat umum mengeluhkan harga STB yang meroket.
Dengan STB tersebut, masyarakat yang masih memiliki pesawat televisi analog dapat menonton siaran TV digital. Adapun, sumber bantuan tersebut berasal dari penyelenggara multipleksing (mux) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sebagai informasi, syarat penerima bantuan ini adalah mereka yang termasuk kategori rumah tangga miskin ekstrem yang tercatat di Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), berada di wilayah terdampak Analog Switch Off (ASO), punya identitas diri (KTP), dan memiliki TV analog.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau jatah pemerintah itu sudah melakukan distribusi 1,2 juta unit STB atau sudah 99,8%. Sedangkan, dari swasta itu total baru distribusi 241 ribu unit atau 5,6%," ujar Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia dalam webinar Refleksi ATSDI 2022, Kamis (29/12/2022).
Masih rendahnya realisasi distribusi penyelenggara mux ini yang terus didorong oleh pemerintah agar segera menuntaskan komitmennya. Penyelenggara mux ini seperti Emtek Grup, Media Grup, MNC Grup, Transmedia, RTV, Viva Grup, dan Nusantara TV.
"Kalau karena data-data nggak valid, ya pemerintah nggak sampai 99,8%. Jadi, kita dorong segera percepat distribusi STB, karena ini untuk keluarga miskin," kata Gery.
Ketersediaan dan Harga Set Top Box Mahal
Gery mengisahkan sebelum diterapkannya migrasi TV analog ke digital ini, pemerintah terus berkoordinasi dengan produsen STB. Sebab, ketersediaan STB ini dinilai penting untuk menyukseskan ASO, khususnya membantu TV analog menerima sinyal TV digital.
"Bicara ekosistem itu ada dua isunya. Satu, set top box untuk melengkapi TV jadul, TV tabung, TV lama, TV flat yang mendukung siaran digital. Kedua, perangkat TV digital itu sendiri," ucapnya.
"Dulu untuk menyakinkan vendor atau pabrikan ini luar biasa, sehingga saya mencoba mendorong mereka untuk mendukung migrasi TV analog ke digital. Di awal-awal itu 2-7 yang tertarik, sekarang sudah 46 pabrikan. Sedangkan, vendor TV digital itu hampir 25 yang sudah tersertifikasi Kominfo," sambungnya.
Dengan banyaknya produsen STB tersebut dapat memenuhi permintaan pasar ketika ASO mulai dilaksanakan di suatu daerah. Disampaikan Gery, dari 46 pabrikan ini bisa memproduksi 300 ribu unit dalam sebulannya.
Sedangkan soal harga set top box mahal, Gery menyangkutkan itu hukum pasar, yang mana permintaan pasar yang melonjak bisa membuat harga meroket. Namun, hal itu terjadi di retail, tidak berlaku di official store yang dijual secara online.
Pemerintah terus berkoordinasi dengan produsen STB agar tidak menaikkan harga alias harganya normal.
"Kalau teman-teman beli di official shop itu harganya normal, tidak ada yang naik. Kalau dibandingkan di marketplace ada perbedaan RP 20 ribu - 30 ribu dari harga resmi. Jadi, masalahnya di retail karena beli putus. Kalau permintaan naik, itu harganya naik, pemerintah tidak bisa masuk. Namun pemerintah mendorong pabrikan-pabrikan ini menyediakan harga set top box normal di seluruh Indonesia, kepada retail jangan sampai menaikkan sampai 2-3 kali lipatnya," pungkas Gery.
(agt/afr)