Diterpa Corona, Peluncuran Satelit Satria 1 Kembali Molor
Hide Ads

Diterpa Corona, Peluncuran Satelit Satria 1 Kembali Molor

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 23 Nov 2020 18:02 WIB
Merebaknya virus Corona atau COVID-19 yang membuat perekonomian dunia jadi macet saat ini, diyakini tidak akan mempengaruhi proses peluncuran dan dioperasikannya Satelit Republik Indonesia (Satria) pada tahun 2023.
Foto: Kominfo
Jakarta -

Diterpa pandemi virus Corona (COVID-19) membuat peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria) kembali molor. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun resmi mengajukan perpanjangan waktu untuk meluncurkan satelit Satria paling lambat kuartal keempat 2023.

Satelit pemerintah tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk menyebarkan akses internet di berbagai wilayah Indonesia, terutama daerah yang belum menikmati layanan internet.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan bahwa proses produksi dari satelit Satria 1 itu sedang berjalan. Adapun wahana tersebut dirancang oleh Thales Alenia Space yang kemudian diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin menyampaikan update atau perkembangan terkait dengan penyediaan satelit Satria 1. Saat ini proses produksinya sedang berjalan, satelit Satria-1 masih berjalan dan normal," ujar Johnny dalam konferensi pers virtual, Senin (23/11/2020).

"Bahwa slot orbit 146 derajat Bujur Timur ini telah disetujui oleh ITU untuk digunakan Indonesia dalam hal ini PSN sebagai operator, yang mana jangka waktu penempatan satelitnya sampai dengan Maret 2023," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

Namun gegara ada pandemi COVID-19, pengadaan satelit Satria 1 terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, tepatnya pada pangadaan dan produksi satelit broadband tersebut. Kominfo telah meminta pengunduran jadwal peluncuran ke International Telecommunication Union (ITU).

"Ternyata COVID-19 juga berdampak kepada proses pengadaan dan produksi satelit Satria 1 yang sedianya direncanakan ditempatkan orbit pada bulan Maret 2023, kemudian mengalami pengunduran jadwal. Atas pengunduran jadwal ini Indonesia mengusulkan dan meminta perpanjangan waktu di orbit selama 14 bulan, yang diperkirakan dapat dilakukan kuartal keempat 2023," tuturnya.

Melalui satelit Satria 1 ini, pemerintah berupaya untuk menyebarkan akses internet yang mana saat ini belum sepenuhnya masyarakat menikmati layanan menuju dunia maya itu. Dengan Satria yang berjenis High Throughput Satellite (HTS) ini memiliki kapasitas 150 Gbps.

Satelit pemerintah tersebut nantinya akan menghadirkan akses internet gratis ke 150 ribu titik layanan publik di berbagai penjuru Nusantara, terdiri dari 93.900 titik untuk pendidikan (SD, SMP, SMA, dan pesantren), 47.900 titik untuk pemerintahan (kelurahan, kecamatan, pemerintah daerah), 4.900 titik layanan publik lainnya, dan 3.700 titik untuk kesehatan.




(agt/fay)