Peretas Data Capcom Ditangkap, Sempat Minta Tebusan Rp 174 Miliar
Hide Ads

Peretas Data Capcom Ditangkap, Sempat Minta Tebusan Rp 174 Miliar

Panji Saputro - detikInet
Minggu, 29 Okt 2023 15:15 WIB
Ragnar Locker, sekumpulan hacker yang pernah meretas Capcom pada tahun 2020 resmi ditangkap. Polisi Internasional membekuk mereka di 11 negara berbeda.
Peretas data Capcom ditangkap, sempat minta tebusan Rp 174 miliar. (Foto: Capcom)
Jakarta -

Ragnar Locker, sekumpulan hacker yang pernah meretas Capcom pada tahun 2020 resmi ditangkap. Polisi Internasional membekuk mereka di 11 negara berbeda.

Aksinya sungguh gila, karena membobol data perusahaan game asal Jepang tersebut hingga 1 TB. Diperkirakan kalau jumlah total korban mencapai 350.000, termasuk pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis.

Dari situ mereka pun berani untuk meminta uang tebusan kepada Capcom. Jumlahnya tidak sedikit, mengingat mencapai USD 11 juta atau sekitar Rp 174,9 miliar, dilansir detikINET dari The Gamer, Minggu (29/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka tak heran bila peretasan ini digambarkan sebagai 'salah satu operasi ransomware paling berbahaya'. Diketahui kalau Ragnar Locker menargetkan infrastruktur penting di seluruh dunia, termasuk rumah sakit.

Kemudian data pribadi yang sudah dicomot secara ilegal itu bisa saja dibagikan di situs mereka bernama 'wall of shame'. Dengan catatan jika korban tidak membayar uang tebusan atau menghubungi penegak hukum.

ADVERTISEMENT

Namun kini perjalanan Ragnar Locker sudah berakhir. Pihak berwenang pun telah menghapus situs wall of shame, yang menampung banyak data curian.

"Kelompok Ragnar Locker diketahui menggunakan taktik pemerasan ganda, menuntut pembayaran yang terlalu tinggi untuk alat dekripsi serta tidak dirilisnya data sensitif yang dicuri," demikian bunyi siaran pers mengenai penangkapan tersebut.

Disampaikan bahwa ulah Ragnar Locker dianggap sudah level tinggi. Hal ini dikarenakan si pelaku menyerang infrastruktur penting.

Hanya saja masih belum ada kejelasan, apa yang akan terjadi dengan pelaku. Nama-namanya pun belum disebutkan oleh pihak berwenang.

Kejadian peretasan seperti ini bukan pertama kalinya terjadi, baru-baru ini Sony juga sempat mengalami serangan sistem dari orang yang tidak bertanggung jawab.

Pelaku mengaku memiliki data perusahaan yang siap untuk dijual. Namun katanya Sony menolak untuk membayarnya. Sementara ini belum ada informasi baru mengenai situasi tersebut, sehingga banyak orang ragu kalau hacker punya data yang dimaksud.




(hps/fay)