Aksi Tipu-tipu Jualan Game Palsu, Gamer Ini Raup Rp 1,4 Miliar
Hide Ads

Aksi Tipu-tipu Jualan Game Palsu, Gamer Ini Raup Rp 1,4 Miliar

Panji Saputro - detikInet
Rabu, 08 Jun 2022 17:01 WIB
Menjual Game Palsu, Gamer Ini Raup Pendapatan Hingga Rp 1,5 Miliar
Menjual Game Palsu, Gamer Ini Raup Pendapatan Hingga Rp 1,5 Miliar (Foto: Twitter Dominus of Exult)
Jakarta -

Seorang gamer bernama Enrico Ricciardi, baru-baru ini hangat diperbincangkan di komunitas kolektor game lawas. Sebabnya, ia melakukan tindakan tidak terpuji, dengan menjual game palsu kepada anggota lain.

Bahkan diketahui, bahwa pendapatan yang diperolehnya sangat banyak. Nilainya mencapai USD 107 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar, sejak dirinya dituduh telah beraksi dari tahun 2015 lalu.

Hal ini terungkap, dari pengakuan beberapa gamer di grup serupa, mereka mengumpulkan sejumlah bukti dan membeberkannya di komunitas. Di mana rentetan barang yang dijual oleh Ricciardi, mulai dari floppy disk, box dan sejumlah karya seni ialah palsu, dilansir detikINET dari Kotaku, Rabu (8/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya membandingkan game Ricciardi, dengan berang serupa milik anggota lain. Kemudian dengan cepat, para gamer menemukan sejumlah perbedaan, seperti label permainan yang dipotong tangan dan tidak menggunakan mesin, lalu cetakannya berasal dari printer modern dan perbedaan pada letak logo.

Lalu satu-satunya bukti paling jelas, yakni cakram-cakram yang dikirim tidak ada isinya alias kosong. Itu dilakukan Ricciardi, karena ia diduga berpikir bisa lolos begitu saja, mengingat fakta bahwa komputer dan perangkat yang diperlukan untuk menjalankannya sudah hampir tidak ada.

ADVERTISEMENT

"Disk ini berusia 40 tahun, dan perangkat lunaknya tersedia secara luas secara online melalui emulator pada saat ini. Tujuan mendapatkan permainan ini bukan untuk memainkannya, tetapi hanya untuk dikumpulkan," ujar salah satu anggota.

Menurutnya, menguji sebuah disk berusia 40 tahun dapat berisiko besar merusaknya. Kemudian sejumlah kolektor, tidak memiliki akses ke komputer yang sesuai untuk menjalankan game tersebut.

Kejadian ini pun turut menarik perhatian WATA, selaku layanan penilaian dan sertifikasi video game profesional dan independen untuk para kolektor. Mereka sedang menyelidiki masalah ini, terkait judul yang disinyalir berusia beberapa tahun lalu.

"Kami yakin dengan proses autentikasi kami saat ini dan telah menghubungi pemilik game, sehingga kami dapat menerima dan mengevaluasi kembali dengan informasi yang baru muncul. Kami siap untuk memperbaiki situasi dengan pemilik jika diperlukan," sebut WATA.




(hps/fay)